© Elcorreo.com
Kontroversi ini ditimbulkan oleh toko penjahit di Bilbao, Spanyol, yang bernama Pascual Bilbao. Toko ini diketahui memasang tarif 15 euro atau sekitar Rp 200 Ribu, bagi pelanggan yang mencoba pakaian. Toko ini diketahui telah berdiri selama 40 tahun, yang kini dikelola oleh kakak beradik.
Camino Azula Pascual, salah satu pemilik, mengungkapkan bahwa ia telah membuat jas dan tuksedo selama 40 tahun. Hal ini membuatnya tak memerlukan pita pengukur lagi. Dengan melihat tubuh seseorang, ia bisa mengetahui ukuran bahkan bisa merekomendasikan outfit jika orang tersebut sedang terburu-buru.
Camino dan Carlos, kakaknya, telah menggeluti usaha ini sejak lama. Rupanya selama ini mereka melakukan pengamatan dan menemukan perilaku konsumen yang seringkali juga kita lakukan tanpa sadar.
Dilansir dari Modern Ghana (20/01), Camino mengungkapkan alasan penerapan tarif ini kepada surat kabar El Correo. " Banyak orang mengunjungi semua toko lokal dalam bisnis, datang beberapa kali, sendirian, dengan ibu mereka, dengan nenek mereka, teman-teman mereka... Mereka meminta saran dalam gaya, model, aksesori, dan kemudian pergi ke tempat lain untuk membeli," ujarnya.
Ia menambahkan, " Bahkan lebih buruk lagi, mereka menggunakan semua saran yang diberikan saat berada di toko, namun justru membeli jas murah di internet."
Kakak beradik ini rupanya tidak ragu-ragu memberlakukan tarif tersebut. Ia beranggapan bahwa orang yang benar-benar menginginkan karya mereka, tidak akan terbebani dengan pajak yang diterapkan.
Sebuah setelan di toko ini berkisar antara 800-1.500 euro, jadi pajak 15 euro dianggap tidak terlalu berat. Lagipula, orang yang benar-benar membeli setelan di toko tersebut, pajak akan dipotong dari tagihan mereka. Jadi, mereka hanya membayar untuk pakaian atau aksesori yang mereka beli.