© 2024 Instagram.com/king_uyakuya
Anak bungsu Uya Kuya dan Astrid, Nino Kuya, diketahui tengah menempuh pendidikan di Amerika Serikat. Belakangan ini, Nino jadi perbincangan lantaran mengungkap pekerjaan sampingan yang dilakukannya selama berada di Negeri Paman Sam tersebut.
Sempat berjualan pisang goreng, kini Nino menjajal pekerjaan sebagai sopir. Seperti apa ceritanya? Berikut ulasan singkatnya!
© 2024 instagram.com/king_uyakuya
Saat menjadi bintang tamu di acara Pagi-Pagi Ambyar, Nino bercerita jika dirinya punya pekerjaan baru di waktu senggang. Bersama Cinta Kuya, Nino melakoni pekerjaan sebagai sopir untuk turis Indonesia yang sedang berlibur di Amerika.
" Saya nyopirin teman-teman papa," ujar Nino, seperti dikutip dari DetikHOT.
© 2024 instagram.com/king_uyakuya
Uya Kuya lantas menjelaskan detail pekerjaan yang kini dijalani anaknya tersebut.
" Jadi kalau ada orang Indonesia yang ke sana, kadang mereka bingung dan nggak mau nyetir sendiri. Suka minta jemput ke bandara atau kalau mau ke Las Vegas, Nevada. Nah, anak-anak (Nino dan Cinta) yang biasanya disuruh nyetirin," ungkapnya.
© 2024 instagram.com/king_uyakuya
Uya mengaku dirinya akan menentukan harga untuk jasa sopir, namun uangnya akan tetap masuk ke kantong Nino.
" Gue yang tentuin tarif, tapi duitnya bukan buat gue, jujur. Kalau cuma antar dari bandara ke hotel, tarifnya sekitar USD 150 sampai USD 200, sekitar Rp2 juta sampai hampir Rp3 juta," jelas Uya Kuya.
" Kalau pakai mobil besar, tarifnya bisa mencapai USD 700 sampai USD 750 (sekitar Rp11 juta sampai Rp12 juta). Tarif itu sudah termasuk 8 jam layanan sopir, tol, tour guide, dan parkir," sambungnya.
© 2024 instagram.com/king_uyakuya
Selama mengantar turis asal Indonesia, Nino mengaku sering diajak jalan-jalan hingga makan bersama mereka. Ia bahkan menerima penghasilan cukup besar dari pekerjaan ini.
" Paling nggak, dapat sekitar Rp15 juta," ungkap Nino.
© 2024 instagram.com/king_uyakuya
Meski tampak seru dan memberikan penghasilan yang menggiurkan, Nino mengaku pekerjaan ini hanya selingan. Pasalnya, ia juga masih ada tanggung jawab untuk menyelesaikan pendidikan.
Selain menjadi sopir, Nino sebelumnya pernah berjualan pisang goreng. Tak sendirian, ia bergabung dengan komunitas asal Indonesia di Amerika Serikat saat menjalani usaha ini.
" Pisang gorengnya digoreng di rumah, terus dijual di mobil. Biasanya dijual di parkiran, dan bukan cuma kami, banyak orang Indonesia yang juga jualan makanan di mobil," pungkasnya.