Orangtua Telah Tiada, Dua Bersaudara Ini Tinggal di Gubuk Kayu Lapuk Nyaris Roboh

Reporter : M. A. Adam Ramadhan
Jumat, 2 April 2021 09:25
Orangtua Telah Tiada, Dua Bersaudara Ini Tinggal di Gubuk Kayu Lapuk Nyaris Roboh
Begitu penuh perjuangan dua kakak beradik ini.

Bagi sebagian orang, hidup memang benar-benar cobaan yang berat. Mereka harus bertahan sedemikian rupa agar tetap hidup.

Banyak kisah-kisah seperti ini yang membuat hati teriris. Salah satunya adalah kisah dari dua bersaudara ini, melansir dari Kitabisa.com

1 dari 3 halaman

Orangtua Telah Tiada, Dua Bersaudara Ini Tinggal di Gubuk Kayu Lapuk Nyaris Roboh

Dua bersaudara ini adalah Baina (22 tahun) dan Sapudin (23 tahun). Mereka tinggal di Dusun Sigunung, Desa Belukur Makmur, Kecamatan Rundeng, Aceh. Tempat tinggal mereka jauh sekali dari kata layak. Kayu lapuk berusia 20 tahun, rumah 4x5 mener peninggalan ayahnya tersebut sudah hampir rubuh.

Kedua orangtua mereka sudah lama meninggal. Sang kakak, Sapudin, mengalami tunagrahita dan gangguan kecerdasan. Baina harus seorang diri menjaga dan merawat kakaknya tersebut di rumah yang sering tergenang air kalau jauh, goyang jika angin menerpa. Terlebih rumah tersebut terletak dekat sungai, sehingga mudah sekali meluap ke dalam rumah.

 

2 dari 3 halaman

Orangtua Telah Tiada, Dua Bersaudara Ini Tinggal di Gubuk Kayu Lapuk Nyaris Roboh

Begitu menyedihkan kondisi Baina dan kakaknya. Belum lagi terkadang rumah mereka gelap gulita. Sebab mereka hanya punya 1 lampu, itu pun kalau listriknya punya token dam ada orang berbaik hati yang mengisinya. Tak ada warisan dari keluarganya, hanya rumah itu satu-satunya.

Di sekolah dasar, Baina termasuk siswi yang cedas. Ia bahkan mendapatkan beasiswa di SMA Rundeng. Namun, pendidikannya harus ia hentikan demi menjaga sang kakak. Namun, Baina ingin sekali punya usaha kelontong, sembako, atau kios. Itulah mimpinya, agar bisa membanatung rumah impian.

 

Beri Komentar