© 2021 Https://www.unsplash.com/Dragon Pan
Namun benarkah di negara dengan jumlah penduduk lebih dari 1 miliar jiwa ini ada batasan jumlah anak untuk setiap pasangan suami istri?
Baru-baru ini, sepasang suami istri di Anye, Ziyang, Provinsi Sichuan, China, didenda 718.080 yuan atau sekitar Rp 1,5 miliar karena memiliki tujuh anak. Tindakan itu dianggap melanggar kebijakan Dua Anak di negara itu.
Pasangan itu memiliki anak perempuan pertama mereka pada tahun 1990. Kemudian, dalam dekade berikutnya, anak-anak mereka bertambah enam dan yang terakhir, laki-laki, lahir pada tahun 2009.
Dilansir dari Global Times,3 Januari 2020, pasangan itu tak mampu membayar denda yang dijatuhkan. Untuk itu, mereka mengajukan pembayaran dengan mencicil. Meski begitu, keluarga tidak mampu membayar cicilan tersebut.
Pihak berwenang juga melakukan penyelidikan pada 2018 atas dugaan persalinan ilegal dan memutuskan untuk membebaskan biaya jaminan sosial untuk pasangan tersebut.
Otoritas kesehatan setempat juga meminta pengadilan untuk mencabut hukuman tersebut. Pasalnya, putusan tersebut dinilai berasal dari kebijakan yang tidak sah.
Selain itu, pihaknya saat ini sedang menyusun denda bagi pelanggar Kebijakan Dua Anak karena dinilai tidak sesuai dengan kondisi sosial saat ini. Pendapat ini juga didukung oleh demografer Huang Wenzheng. Menurut Huang, kalimat tersebut memberikan sinyal yang salah karena sangat dianjurkan untuk melahirkan di China.
Sebelumnya, dalam sidang parlemen China, sejumlah wakil dari Kongres Rakyat Nasional mengusulkan untuk mencabut kebijakan keluarga berencana.
Di antara mereka, perwakilan NPC Huang Xihua, dari Provinsi Guangdong, Cina Selatan, mengusulkan penghapusan kebijakan hukuman karena memiliki lebih dari dua anak.
Banyak kota di seluruh negeri cenderung melonggarkan peraturan dalam beberapa tahun terakhir meskipun biaya pemeliharaan sosial masih dikenakan di banyak tempat.
Warga di China juga menilai bahwa hukuman denda bagi pasangan tersebut bertentangan dengan perubahan struktur penduduk di China. Warganet justru menyarankan agar pasangan tersebut mendapatkan penghargaan ketimbang hukuman karena angka kelahiran baru di Tiongkok mengalami penurunan dalam beberapa dekade terakhir.