© 2022 Freepik
Pelari dengan jarak 100 meter sering dinamakan dengan Sprinter. Sebutan Sprinter cukup familiar dalam olahraga terutama cabang olahraga atletik. Sedang lari jarak 100 meter juga sering disebut dengan istilah sprint.
Menurut info yang dihimpun dari berbagai sumber, sprint bisa diartikan sebagai lari yang menggunakan kekuatan dan kecepatan penuh sepanjang lintasan. Umumnya, lintasan lari dibatasi dengan jarak tertentu sesuai dengan kategori masing-masing.
Lebih lanjut, lari jarak 100 meter juga kerap menjadi cabang olahraga yang ditandingkan. Baik itu tingkat nasional hingga internasional. Di samping kompetisi lari jarak pendek lainnya dengan jarak 200 meter dan 400 meter.
Biasanya seorang atlet lari jarak pendek hanya berfokus pada satu atau dua kategori saja. Mereka sangat mengandalkan kekuatan dan kecepatan, karena lintasan yang cukup pendek. Target mereka adalah berlari sekuat tenaga untuk mencatatkan waktu terbaik dalam sebuah kategori lintasan.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pelari dengan jarak 100 meter sering dinamakan dengan Sprinter. Olahraga lari sprint tentu membutuhkan teknik tersendiri. Berikut merupakan teknik lari sprint yang perlu kamu ketahui:
Menurut buku bertajuk Gerak Dasar Atletik Purnomo (2007: 23) dalam , seorang pelari harus melakukan persiapan awal sebelum berlari atau dinamakan start. Tujuan utamanya adalah mengoptimalkan pola lari cepat.
Start yang digunakan dalam lari jarak pendek adalah Start Pendek (Bunch Start), Start Menengah (Medium Start), dan Start Panjang (Long Start).
Teknik ini digunakan pelari untuk mengerahkan kekuatan dan kecepatan dengan teknik berlari yang telah dipelajari. Ada dua tahap dalam berlari cepat, yakni:
Fase Topang
Fase topang terdiri dari topang depan dan topang dorong. Pada lomba lari jarak pendek, pelari boleh berlari saat mendarat pada telapak kaki, lutut kaki topang bengkok harus minimal pada saat amortisasi, kaki ayun dipercepat, pinggang, sendi lutut.
Kemudian, mata kaki dari kaki topang harus diluruskan kuat-kuat pada saat bertolak, lalu paha kaki naik dengan cepat ke suatu posisi horizontal.
Fase Layang
Tujuan fase layang adalah memaksimalkan dorongan ke depan. Caranya melakukannya adalah sebagai berikut:
Mengayunkan lutut kaki, bergerak ke depan dan ke atas. Dalam fase pemulihan, lutut kaki topang bengkok, irama ayunan lengan aktif namun rileks. Kemudian, kaki topang bergerak ke belakang.
Selanjutnya adalah teknik finish, di mana seorang sprinter harus melewati garis finish dengan cepat. Seorang pelari dinyatakan finish jika beberapa anggota tubuhnya sudah dalam bidang vertikal dari sisi terdekat garis finish.
Setidaknya terdapat tiga teknik pada saat melewati garis finish dalam lari jarak pendek atau sprinter:
Demikian ulasan tentang 'pelari dengan jarak 100 meter sering dinamakan dengan Sprinter' yang sudah dihadirkan oleh Diadona. Semoga artikel kali ini bermanfaat ya. Semoga harimu menyenangkan!