© Worldofbuzz.com/ SinChew Daily
Adanya kebijakan physical distancing akibat pandemi corona menyebabkan beberapa hal terpaksa dialihkan melalui online. Salah satunya kegiatan belajar mengajar. Saat ini, banyak perguruan tinggi maupun sekolah yang menerapakan e-learning dalam proses pembelajarannya.
Sistem satu ini tentunya memerlukan sarana pendukung seperti laptop maupun smartphone agar proses pembelajaran bisa berjalan dengan baik. Tapi sayangnya, tak semua siswa cukup beruntung memiliki keduanya. Hal ini jugalah yang harus dialami serang anak asal Thailand.
Ia tak memiliki smartphone untuk bisa mengikuti kelas online. Tapi mengharukannya, sang nenek diduga rela menguras isi tabungannya agar bisa membelikan sang cucu smartphone. Begini kisahnya.
Melansir dari worldofbuzz.com, cerita ini dibagikan oleh seorang penjaga toko bernama Jatupol Boriboon dalam akun Facebooknya. Saat itu, dirinya melihat sang nenek dan cucunya berkeliling ke toko tempatnya bekerja.
Sebagai pelayan toko, ia segera mendatangi dan melayani keduanya. Sang nenek pun bertanya pada Jatupol tentang handphone yang ingin dicarinya.
" Apakah kamu punya ponsel yang kurang dari harga Rp 900.000?" tanya sang nenek. Kemudian, Jatupol menanyakan untuk siapa handphone itu nantinya digunakan. Nenek yang tak diketahui namanya ini menjawab bila nantinya handphone itu akan digunakan sang cucu untuk kelas online.
Karena nenek itu hanya memiliki dana yang terbatas, Jatupol menyarankan agar sang nenek mencari handphone yang sedang dipromosikan. Tapi, untuk membeli handphone itu, ia masih harus berlangganan paket internet bulanan.
Sayangnya, tak diketahui apakah nenek dan cucunya itu jadi membeli smartphone pada hari itu atau tidak. Tapi, ada satu hal yang jadi perhatian Jatupol atas hal yang ditemuinya ini.
“ Pembelajaran online adalah inisiatif yang bagus, tapi untuk anak-anak yang berasal dari keluarga miskin, itu adalah hak istimewa," tulis Jatupol.
“ Sebagian besar siswa sekolah dasar tidak memiliki smartphone dan sekarang mereka memiliki kelas online yang akan membebani beberapa orangtua,” lanjutnya.
Jatupol berpendapat memang e-learning adalah sebuah inisiatif yang baik, tapi akan lebih baik lagi bila sistem ini tak membebani orangtua secara finansial. Sampai saat ini, unggahan pria asal Thailand itu sudah dibanjiri lebih dari 23 ribu komentar dan dibagikan lebih dari 169 ribu kali.
Memang kasih sayang seorang nenek tak ada duanya ya. Gimana kalau menurut kamu?