© Instagram.com/arie_kriting
Kabar bahagia terkait pernikahan komika Arie Kriting dengan aktris Indah Permatasari memang menyisakan sedikit perasaan tidak enak. Pasalnya, pernikahan tersebut terjadi tanpa adanya restu dari ibu Indah.
Sejak kabar kedekatan sang putri dengan Arie Kriting muncul ke permukaan, ibu Indah Permatasari memang terang-terangan menolaknya. Tak bergeming, penolakan tersebut terus bertahan hingga kini.
"Saya sudah bilang, omongan saya berapa tahun lalu sampai sekarang tidak berubah. Sudah terlanjur sakit ini, sudah dari 2018-2019 itu. Saya bilang, 'Walaupun kau kawin, kau diperkosa sama orang itu, sama dengan kau tidak sadar. Karena orang ini jahat ku bilang,'" kata Nursyah, ibu Indah Permatasari saat dihubungi wartawan melalui telepon, Selasa (12/1/2021).
Terlepas dari masalah yang sedang berkembang, Arie Kriting rupanya tetap memiliki pandangan bahwa restu ibu dalam sebuah pernikahan adalah hal yang patut diutamakan.
" Restu ibu itu utama. Seribu restu dari banyak orang, belum tentu menyamai sebuah restu dari seorang ibu," tulis Arie Kriting dalam unggahan Instagramnya.
" Sayangnya, kami masih belum beruntung memilikinya saat ini," lanjutnya.
Hubungan yang telah dijalin selama tiga tahun lamanya dirasa sudah cukup untuk Arie Kriting dan Indah Permatasari melanjutkannya ke jenjang yang lebih serius. Tujuannya pun tetap sebagai pelengkap ibadah.
" Setelah berjuang masing-masing selama tiga tahun, kami merasa sudah cukup yakin untuk melengkapi ibadah kami. Setelah ini kami berharap diberi jalan oleh Allah SWT untuk melanjutkan perjuangan mengumpulkan kebaikan lainnya bersama-sama," tutur Arie Kriting.
Lebih lanjut, Arie Kriting menyatakan bahwa ia masih akan terus berusaha untuk mendapatkan restu dari ibu Indah Permatasari. Pun hingga saat ini ia tetap menaruh rasa hormat kepada beliau.
" Hari ini belum mendapatkan berkah restu tersebut, mungkin besok atau nanti. Namun doa dan rasa hormat kami tidak pernah terputus," ungkap Arie Kriting.
Arie Kriting tetap berpegang teguh pada prinspip pernikahannya, yakni mengibaratkan perjalanan hidup layaknya arus.
"Kami hanyalah arus, yang menunggu gelombang mereda, agar kita bisa lanjut bertualang dalam teduhnya semudera kehidupan."
View this post on Instagram