© University Of Maryland School Of Medicine
Transplantasi manusia umumnya berasal dari organ manusia lain. Tapi, apa jadinya jika transplantasi organ mengambil bagian tubuh hewan. Hal inilah yang baru-baru ini dilakukan para ilmuwan dan dokter di Amerika Serikat. Mereka meletakkan jantung babi untuk menggantikan jantung seorang pria demi menyelamatkan hidupnya.
Pasien bernama David Bennett yang jantungnya telah diganti dengan jantung babi. Pria yang berasal dari Maryland, Amerika Serikat ini tak punya pilihan lain dan berakhir menjalani operasi pada Jumat (31/12/2021).
Operasi ini menjadi terobosan medis yang bisa mempersingkat waktu tunggu transplantasi dan mengubah menyembuhkan penderita jantung di seluruh dunia. Tapi, tak sedikit pula orang yang juga mempertanyakan apakah prosedur tersebut dibenarkan secara etis.
Terlepas dari kontroversinya, Bennett yang kini berusia 57 tahun telah berhasil menjalani transplantasi jantung babi. Kini dirinya sedang menjalani tahap pemulihan.
Mengutip The Associated Press, kondisi tubuh Bennett yang sekarat memaksanya menjadikan jantung babi sebagai solusi. Pasalnya tubuhnya tidak memenuhi syarat untuk menerima transplantasi dari jantung manusia.
Ahli bedah di Pusat Medis Universitas Maryland kemudian menghabiskan delapan jam untuk mentransplantasikan jantung dari seekor babi ke David Bennett. Hingga pada Senin (2/1/2022), dokter di rumah sakit mengatakan Bennett bangun dan bernapas sendiri.
Meski begitu, masih terlalu dini untuk menyebut operasi itu sukses. Dokter sedang menunggu untuk melihat bagaimana perkembangan Bennett dalam beberapa hari, minggu, dan bulan mendatang.
Usaha penggunaan organ hewan sebagai alternatif transplantasi bukan pertama kali dilakukan. Sebelumnya, para peneliti sudah mengembangkan transplantasi jantung dari hewan.
Melansir The Guardian, pada tahun 1960-an dokter Amerika mentransplantasikan ginjal simpanse ke pasien. Selain itu pada tahun 1980-an, bayi prematur di California menerima jantung babon, tapi berakhir meninggal tiga minggu kemudian.
Penyebab utama kegagalan ialah penolakan kekebalan. Hingga penelitian terbaru memfokuskan pada organ jantung babi. Meskipun babi dan manusia memiliki sistem kekebalan yang berbeda, jantung babi dengan manusia sangat mirip.
Suksesnya transplantasi jantung ini telah menjadi sorotan masyarakat di seluruh penjuru dunia. Terlebih di kalangan medis, transplantasi jantung babi ke manusia ini masih menimbulkan perdebatan perihal risiko yang harus ditanggung pasien.
Tapi, Prof Julian Savulescu, Ketua Uehiro berkata lain, " Selama individu memahami berbagai risiko, saya pikir orang harus dapat menyetujui eksperimen radikal ini.”
Selain itu, dari segi agama memang beberapa mengharamkan babi. Tapi, melansir BBC, Dar al-Ifta Mesir, telah mengatakan dalam fatwa bahwa transplantasi jantung babi diperbolehkan jika " ada ketakutan akan nyawa pasien, kehilangan salah satu organnya, eksaserbasi atau kelanjutan penyakit. atau kemerosotan tubuh yang luar biasa" .
Kalau menurut kalian sendiri gimana nih, Diazens?