© Beramaljariyah.org
Namanya Mbah Ima. Umurnya 53 tahun. Kondisi tubuhnya tidak begitu baik. Kakinya lumpuh, tidak bisa digunakan untuk berjalan. Meski demikian, Mbah Ima tidak menyerah. Ia berjualan jajajan keliling, sering di bawah terik matahari bahkan. Gimana bisa?
Usianya sudah senja. Mbah Ima hidup sendirian, tidak menikah. Namun meski demikian, Mbah Ima tidak ingin merepotkan orang lain. Di kondisinya yang tidak berjalan, Mbah Ima berjualan jajanan SD, isinya camilan kemasan gitu.
Ya, kalian nggak salah dengar. Mbah Ima berjualan keliling. Ia berjalan bukan dengan kakinya, namun dengan kedua tangannya. Di bawah teriknya matahari, Mbah Ima rela keliling untuk mendapatkan uang demi bertahan hidup.
Kondisi tersebut sudah biasa Mbah Ima lewati. Penghasilan dari jualan keliling tanpa kaki di bawah terik matahari itu pun tidak sebarapa, paling Rp 20 ribu satu harinya. Bahkan Mbah Ima mempersilahkan jila pembeli mau mengutang dulu jajanannya.
Sejak pandemi, penghasilannya menurun. Jualannya sering tidak laku. Uang tambahan pun ia coba lakukan, yaitu dengan menjadi pengupas bawang. Misalnya sekilo mengupas bawang, Mbah Ima cuma dapat Rp 700. Sehari, Mbah Ima bisa mengupas 30 kg, jadi bisa dapat Rp 21 ribu.
Meski kondisinya serba kekurangan, dari fisik sampai keadaan ekonomi, Mbah Ima tetap bersyukur dengan apa yang dia miliki saat ini. Dengan demikian, Mbah Ima tetap berusaha sebagaimana mestinya dalam menjalani hidup.
" Beribadah dan berdoa merupakan salah astu bentuk syukur dan nikmat, apa yang telah Alah berikan kepada saya selama ini," lirih Mbah Ima.
Kasihan sekali melihat Mbah Ima. Jika kalian ingin berdonasi, bisa klik link ini ya!