© Dheonsullivan91.blogspot.com
Kegiatan pramuka merupakan kegiatan outdoor yang dapat melatih kekompakan suatu kelompok. Selain kekompakan, pramuka juga dapat melatih keberanianmu.
Maka dari itu, kemungkinan kamu mengalami hal mistis juga sangat tinggi. Mungkin hal itulah yang dialami Hasyim ketika melakukan kegiatan pramuka.
Hasyim (bukan nama sebenarnya) menceritakan pengalaman ini saat ia mengikuti perkemahan di sekolahnya. Kejadian seram tersebut ia alami saat masih duduk di bangku Sekolah Dasar.
Saat berkemah di sekolah, ada kegiatan semacam renungan malam tiap harinya. Mau tidak mau Hasyim beserta kelompoknya harus mengikuti kegiatan tersebut.
Di setiap kegiatan renungan malam selalu dilakukan di lapangan yang berbeda-beda. Lapangan-lapangan tersebut masih berada di daerah kota. Hasyim dan teman-temannya beserta kelompok lain selalu berjalan kaki menuju lapangan.
Di malam kedua, renungan malam dilakukan di sebuah lapangan yang terdapat tembok di pinggirnya. Tembok tersebut membatasi antara lapangan dengan jalan menuju sebuah perumahan.
Hasyim beserta yang lain tiba di lapangan tersebut pada jam 11 malam.
Di tiap kelompok memiliki kakak pembina masing-masing. Kakak pembina di kelompok Hasyim bernama Mas Tanto (bukan nama asli).
Di lapangan tersebut, tiap kelompok berkumpul sendiri-sendiri. Sambil duduk di lapangan, mereka berkumpul untuk menceritakan perasaan mereka.
Baru saja memulai renungan, Hasyim melihat sesuatu yang mengagetkan. Ia melihat kepala pocong yang berada di balik tembok. Pocong tersebut terlihat memandangi seluruh peserta pramuka.
Sebelum Hasyim memberitahu teman-temannya tentang apa yang dia lihat, ternyata mereka sudah tahu. Satu kelompok yang diisi oleh 10 orang melihat semua penampakan pocong tersebut yang ada di balik tembok.
Tentu saja hal tersebut membuat seluruh anggota diam ketakutan. Mata pocong tersebut yang hitam terlihat menyeramkan memandangi Hasyim dan kawan-kawan.
Mas Tanto yang berusaha menenangkan anggota mengatakan kalau itu hanya pohon biasa. Namun, Hasyim dan teman-temannya tahu kalau sosok itu bukanlah sebuah pohon.
Selama melakukan kegiatan renungan malam tersebut Hasyim beserta yang lain hanya diam ketakutan sambil sesekali melihat ke arah pocong itu.
Sampai selesai renungan malampun pocong itu masih ada di balik tembok disana. Hasyim hanya berpikir apakah kelompok yang lain mengetahui keberadaan pocong tersebut atau tidak.
Selesai dari lapangan, Hasyim sekelompok tidak membahas sama sekali penampakan tersebut. Sampai di sekolah mereka langsung masuk tenda dan tidur.
Keesokan harinya kelompok Hasyim beserta yang lain kembali lagi kelapangan tersebut untuk melakukan game outdoor. Pohon yang dikira pocong semalam tidak ada di balik tembok.
Kalaupun itu sebuah pohon, lalu kenapa pada siang hari menghilang?