© Newschannel9.com
Kesembuhan Elizabeth menjadi penyemangat bagi pasien lainnya yang masih harus berjuang melawan virus ini. Bahkan kesembuhan pemilik gelar doktor di bidang bioengineering ini terjadi karena ia merawat dirinya sendiri, di rumahnya yang terletak di Seattle, Washington.
Elizabeth membagikan kisahnya saat melawan virus corona. Pada awalnya ia mengalami gejala mirip flu pada 25 Februari usai menghadiri sebuah pesta. Ia terbangun dalam kondisi merasa lelah, namun tetap menjalani aktivitas sebagaimana biasanya. Sekitar siang hari saat berada di kantor, ia merasakan sakit kepala yang dibarengi dengan demam dan nyeri tubuh. Merasakan hal ini, Elizabeth segera pulang ke rumah untuk beristirahat.
Usai menggunakan waktu untuk beristirahat, Elizabeth justru terbangun dengan suhu tubuh mencapai 39 derajat celcius saat malam harinya. " Saya mulai menggigil tak terkendali, dan saya merasa kedinginan dan kesemutan di ekstremitas saya, jadi itu sedikit mengkhawatirkan," ungkapnya.
Elizabeth hanya meminum obat flu yang dijual bebas, kemudian menghubungi seorang temannya untuk berjaga-jaga jika perlu didampingi ke rumah sakit. Sayangnya, demam yang ia rasakan tak kunjung turun sampai beberapa hari berikutnya. Ia sempat mendatangi dokter untuk mendapatkan vaksin influenza, bahkan sang dokter menyuruhnya untuk beristirahat dan minum banyak cairan di rumah.
Awal kecurigaannya terjadi manakala salah satu temannya memposting di Facebook bahwa beberapa orang dari pesta itu juga mengalami kondisi serupa dengannya. Pada akhirnya Elizabeth mendaftarkan diri pada sebuah program penelitian yang bernama Seattle Flu Study untuk mengetahui penyakitnya. Ia menerima kiriman swab kit untuk hidungnya dari tim peneliti, yang selanjutnya harus dikirimkan kembali untuk diteliti.
Tepat pada 7 Maret, hasil penelitian telah diungkap dan Elizabeth dinyatakan positif COVID-19. Bukannya bersedih, ia justru berujar, " Saya sedikit terkejut, karena saya pikir itu agak keren."
Mengetahui hal tersebut, otoritas kesehatan setempat memintanya untuk tetap tinggal di rumah setidaknya minimal 7 hari setelah timbulnya gejala. Selama seminggu terakhir ia mulai merasa lebih baik, sehingga ia memutuskan untuk mulai beraktivitas. Ia tetap bekerja dari rumah dan sebisa mungkin menghindari pertemuan dengan banyak orang.
Elizabeth menambahkan, " Jika gejala Anda tidak mengancam jiwa, cukup istirahat di rumah, minum obat-obatan, minum banyak air, sambil melihat-lihat acara yang ingin Anda tonton." Namun ia juga menambahkan, bahwa kondisi kesehatan tiap orang tentu berbeda-beda. Yang perlu kita lakukan yakni tetap waspada sekalipun tinggal di rumah, dan sebisa mungkin mengasingkan diri dari orang lain.
Nah, sekalipun terinfeksi virus corona, ternyata masih ada peluang untuk sembuh. Bagi kita yang tidak terinfeksi virus ini, sebaiknya tetap menjaga kesehatan agar tidak mudah terjangkit virus corona. Tetap berpikir positif dan jaga kesehatan ya..