© Viva.co.id/Ardelina Nabila
Ustaz Yahya Waloni belum lama ini sedang ramai diperbincangkan publik. Hal ini terjadi pasca beredarnya sebuah foto di media sosial yang menunjukkan dirinya sedang terbaring lemah di sebuah rumah sakit. Terlihat pula ada selang infus dan oksigen yang menempel di tangan serta hidungnya.
“Mohon bersama kita do’a kan kesembuhan ustadz Yahya Waloni,” demikian unggahan pemilik akun Twitter @FKadrun alias Fahmi Alkatiri, dikutip Diadona.id Selasa, (10/8/2021).
Mohon bersama kita do'a kan kesembuhan ustadz Yahya Waloni. pic.twitter.com/lT0zYx7Z1s
Publik menduga bahwa ia tengah terpapar COVID-19. Kendati demikian, hingga kini belum juga ada kabar dari pihak keluarganya terkiat memberikan tanggapan serta konfirmasi. Di sisi lain, Ustaz Yahya juga sempat menjadi sorotan karena secara terang-terangan mengaku tidak percaya adanya COVID-19.
Yahya Yopie Waloni adalah seorang penceramah kelahiran Manado, 30 November 1970. Sebelum menjadi penceramah, diketahui dirinya merupakan seorang pendeta yang berasal dari keluarga Minahasa.
Dikutip dari Viva.co.id, disebutkan bahwa sebelumnya ia merupakan pendeta yang terdaftar di Badan Pengelola Am Sinode GKI di Tanah Papua, Wilayah VI Sorong-Kaimana. Namun, ia memutuskan untuk masuk Islam dan menjadi mualaf tepatnya pada Rabu, 11 Oktober 2006 dengan tuntunan Sekretaris Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (NU) Tolitoli.
Pasca memeluk agama Islam, Yahya Waloni mengubah namanya menjadi Muhammad Yahya. Istrinya, Lusiana, juga mengganti namanya menjadi Mutmainnah. Tak hanya mereka berdua saja, dua dari tiga anak Ustaz Yahya pun juga ikut mengubah namanya, Silviana menjadi Nur Hidayah dan Sarah menjadi Siti Sarah.
Selama menjadi ustaz, Yahya Waloni dikenal sebagai penceramah yang blak-blakan dan sering kali menuai ragam kontroversi. Topik yang dibahas saat berceramah pun biasanya seputar kristenisasi dan misionaris.
Karena gaya berceramahnya itu, ia mendapatkan julukan Ustaz Pansos atau Panjat Sosial oleh Denny Siregar. Dikatakan, ia memanfaatkan latar belakangnya sebagai mualaf untuk menarik perhatian umat Islam.
Dirangkum dari berbagai sumber, Ustaz Yahya sempat menjabat sebagai Ketua atau Rektor Sekolah Tinggi Theologia (STT) Calvinis Ebenhaezer di Sorong pada tahun 1997-2004. Ia juga pernah menjabat sebagai salah satu anggota DPRD di Sulawesi Utara.
Di tahun 2006, Ustaz Yahya Waloni juga sempat menjadi dosen di Universitas Balikpapan (Uniba). Di tahun yang sama, ia pindah ke Kota Cengkeh, Tolitoli, di mana ia mendapatkan bimbingan dari Ketua Majelis Ulama Islam (MUI).