© Pexels.com
Puisi sumpah pemuda menggambarkan semangat yang membara dari para pemuda Indonesia. Biasanya, puisi yang penuh semangat membara ini akan dibacakan di peringatan Hari Sumpah Pemuda.
Dalam bait-baitnya, puisi-puisi tersebut mencurahkan semangat patriotisme, persatuan, dan semangat juang yang menggelora di dalam jiwa para pemuda Indonesia Raya.
Terkadang, ada pula beberapa sekolah di zaman kini yang mengadakan beberapa perlombaan untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda. Salah satu lomba yang biasa diadakan yaitu pembacaan puisi. Berikut ini beberapa puisi sumpah pemuda yang inspiratif dan penuh semangat.
Doa Seorang Serdadu Sebelum Perang
Buah karya: W.S Rendra
Tuhanku,
WajahMU membayang di kota terbakar
dan firmanMu terguris di atas ribuan
kuburan yang dangkal
Anak menangis kehilangan bapa
Tanah sepi kehilangan lelakinya
Bukannya benih yang disebar di bumi subur ini
tapi bangkai dan wajah mati yang sia-sia
Apabila malam turun nanti
sempurnalah sudah warna dosa
dan mesiu kembali lagi bicara
Waktu itu, Tuhanku,
perkenankan aku membunuh
perkenankan aku menusukkan sangkurku
Malam dan wajahku
adalah satu warna
Dosa dan nafasku
adalah satu udara.
Tak ada lagi pilihan
kecuali menyadari
biarpun bersama penyesalan
Apa yang bisa diucapkan
oleh bibirku yang terjajah?
Sementara kulihat kedua lenganMu yang capai
mendekap bumi yang mengkhianatiMu
Tuhanku
Erat-erat kugenggam senapanku
Perkenankan aku membunuh
Perkenankan aku menusukkan sangkurku
Diponegoro
Buah karya: Chairil Anwar
Di masa pembangunan ini
Tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati
Dengan Puisi, Aku
Karya: Taufik Ismail
Dengan puisi aku bernyanyi
Sampai senja umurku nanti
Dengan puisi aku bercinta
Berbatas cakrawala
Dengan puisi aku mengenang
Keabadian Yang Akan Datang
Dengan puisi aku menangis
Jarum waktu bila kejam mengiris
Dengan puisi aku mengutuk
Nafas zaman yang busuk
Dengan puisi aku berdoa
Perkenankanlah kiranya.
Sumpah Abadi
Karya: Dee Lestari
Sumpah Abadi
Ketika pemuda bersumpahSumpah yang bukan hanya untuk dirinya, melainkan Tanah Air-nyaKetika pemudi bertekad, tekad yang bukan hanya untuk kaumnya, melainkan segenap bangsanya.
Kekar gunung dan lembah, gemetar lautan dan pantaiBergetar jantung dan berdesir darahKetika pemuda pemudi menyebrangi keberagamanKetidaksamaan demi bersama bekerjaAbadi bersumpah untuk Indonesia
Tanah Air
Karya: Muhammad Yamin
Pada batasan, bukit Barisan,
Memandang aku, ke bawah memandang;
Tampaklah hutan rimba dan ngarai;
Lagipun sawah, sungai yang permai;
Serta gerangan, lihatlah pula
Langit yang hijau bertukar warna
Oleh pucuk, daun kelapa;
Itulah tanah, tanah airku,
Sumatra namanya, tumpah darahku
O, tanah, wahai pulauku
Tempat bahasa mengikat bangsa,
Kiiingat di hati siang dan malam
Sampai semangatku suiam dan silam;
Jikalau Sumatera tanah mulia
Meminta kurban bagi bersama
Terbukalah hatiku badanku rida
Memberikan kurban segala tenaga,
Berbarang dua kuunjukkan tiga
Dengan lambatnya seperti tak'kan sampai
Menghalirlah ia hendak mencapai
Jauh di Sana teluk yang lampai;
Di mana dataran sudah dibilai
Tinggallah emas tiada ternilai.
Prajurit Jaga Malam
Buah karya: Chairil Anwar
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu?
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,
bermata tajam
Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya
kepastian
ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini
Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu!
Aku
Karya: Chairil Anwar
Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang 'kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjan
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi!
Takut 66, Takut 98
Buah karya: Taufik Ismail
Mahasiswa takut pada dosen
Dosen takut pada dekan
Dekan takut pada rektor
Rektor takut pada menteri
Menteri takut pada presiden
Presiden takut pada mahasiswa.
Merdeka
Karya: Chairil Anwar
Aku mau bebas dari segala
Merdeka
Juga dari Ida
Pernah
Aku percaya pada sumpah dan cinta
Menjadi sumsum dan darah
Seharian kukunyah kumamah
Sedang meradang
Segala kurenggut
Ikut bayang
Tapi kini
Hidupku terlalu tenang
Selama tidak antara badai
Kalah menang
Ah! Jiwa yang menggapai-gapai
Mengapa kalau beranjak dari sini
Kucoba dalam mati
Kebangkitan Nasional Jiwa Pendidikan
Buah karya: Suryati
Kebangkitan nasional mendobrak semangat
Motivasi diri mengukir pendidikan berakhlak
Bangkitlah jiwa pendidikan
Pacu kreativitas ukir prestasi
Belajar jangan berhenti
Masih banyak harus digali dari bumi ini
Melukis pembelajaran cahaya menerangi
Bekal hidup sampai mati
Jangan lemah, jangan menyerah
Terus bangkit seberangi lautan
luas tuk dapatkan hikmah
Perjuangan menyusuri bebatuan
terjalnya jurang Jangan pesimis
tak perlu menangis
Tak perlu takut gagal
Kegagalan bunga mimpi tiada arti
Teruslah terbang menggapai bintang
Sukses diraih bekal masa depan
Karakter bangsa terbentuk
Moral terjaga Tata krama menjadi dasar
Tak lagi kriminal
Terbuang biadab
Terkikis pelecehan
Dalam lingkup kebangkitan nasional jiwa pendidikan
Jaya Indonesia!
Demi Negeri
Buah Karya: Diolo
Membaca situasi saat ini
Anak negeri menjadi saksi
Bagi keprihatinan sendiri
Yang mereka alami
Menimbang situasi saat ini
Tersimak suara-suara aspirasi
Dan tiada tertahan lagi
Ada gejolak emosi
Mengingat situasi saat ini
Sewajarnya ada satuan aksi
Demi perubahan bararti
Negeri raya ini
Itulah beberapa puisi sumpah pemuda yang bisa dibacakan di Peringatan Hari Sumpah Pemuda atau dapat juga digunakan untuk mengikuti lomba baca puisi di tanggal 28 Oktober 2023 nanti. Mana puisi yang paling kamu suka?