© Youtube.com/Rachel Vennya
Rachel Vennya menceritakan pengalamannya saat harus berurusan dengan pihak berwajib. Akibat kabur dari karantina, ia memang diharuskan mengikuti sejumlah persidangan.
Rachel Vennya mengaku bahwa kedatangannya ke Polda Metro Jaya selalu mengundang perhatian khalayak umum maupun wartawan hingga situasi selalu menjadi sangat padat.
"Bahkan gue aja nggak bisa jalan di situ saking mereka itu bener-bener dempet banget," ujar Rachel Vennya dikutip dari video di kanal YouTube-nya.
Tak hanya berhadapan dengan banyak orang, Rachel Vennya juga harus rela dirinya menjadi bulan-bulanan masyarakat yang kesal dengan kelakuannya. Cubitan hingga kata-kata kasar jadi santapan wajib baginya kala itu.
" Mungkin ini oknum atau orang iseng, kita nggak tau, setiap gue masuk Polda mereka cubit-cubit gue gitu, terus toyor dari belakang, ngasih kata-kata kasar," tutur Rachel Vennya.
Kendati mendapatkan perilaku kurang pantas, Rachel Vennya sadar bahwa tindakannya kabur dari karantina Covid-19 memang tak bisa dibenarkan. Rachel bahkan mengaku ikhlas jika hidupnya berakhir hari itu.
" Waktu itu gue sampai mikir 'Sumpah kalau lu mau bunuh gue saat itu atau lu tusuk gue saat itu gue ikhlas'. Mendingan lu tusuk gue aja deh, gue juga pengen ini semua selesai kok," ungkapnya.
Rachel Vennya sendiri memang telah mengakui kesalahannya. Perasaan bersalah disebutnya cukup menghantui hingga terasa berat di pikirannya.
" Bener-bener bikin otak gue kayak mau pecah banget," ujar Rachel Vennya.
Sempat mengurung diri di rumah karena takut bertemu banyak orang, Rachel Vennya akhirnya terpaksa pergi ke luar untuk urusan pekerjaan. Di situ ia merasa dibicarakan diam-diam yang membuatnya semaki malu.
" Kita meeting di suatu restoran, saat mereka bisik-bisik itu aku bisa ngerasain. Jadi aku tuh bisa ngerasa mereka lagi ngomongin aku, lagi ngomongin jelek tentang aku, kasus aku. Aku bener-bener nggak bisa fokus sama sekali," tutur Rachel Vennya.
" Aku malu banget, cuma nunduk aja. Nggak bisa negakin kepala sama sekali," sambungnya.
Kendati demikian, rupanya masih ada orang yang mau memberi dukungan untuk Rachel Vennya. Support tersebut datang dari seorang pramusaji dari salah satu restoran tempat ia melakukan meeting dengan klien.
" Dia bilang kayak gini, 'Kak semangat ya, yang kuat'," ujar Rachel Vennya.
" Di situ gue langsung nangis aja gitu, nggak nyangka aja kalau memang masih ada yang mau lihat gue sebagai manusia. Di situ gue ngerasa bener-bener ada yang namanya power of kind words," tutupnya.