© Shutterstock.com
Baru-baru ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani sempat mengungkit soal resesi. Resesi ekonomi diperkirakan akan terjadi pada tahun 2023 mendatang.
Melansir dari Liputan6.com, ekonomi Amerika Serikat (AS) secara teknis sudah memasuki resesi. Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan resesi? Apa yang menyebabkan resesi bisa terjadi dan bagaimana dampak yang ditimbulkan?
Berikut ulasan selengkapnya.
Menurut KBBI, resesi adalah kelesuan dalam kegiatan dagang, industri, dan sebagainya (seolah-olah terhenti); menurunnya (mundurnya, berkurangnya) kegiatan dagang (industri).
Mengutip dari lama ojk.go.id., resesi ekonomi atau resesi adalah suatu kondisi di mana perekonomian suatu negara sedang memburuk. Kondisi ini ditandai dengan adanya penurunan Produk Domestik Bruto (PDB), meningkatnya pengangguran, dan pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut.
Menurut Biro Riset Ekonomi Nasional (NBER), resesi adalah penurunan signifikan dalam aktivitas ekonomi yang tersebar di seluruh perkenomian, berlangsung dalam beberapa bulan. Penurunan ini terlihat dalam PDB riil, pendapatan riil, lapangan kerja, produksi industri, dan penjualan grosir-eceran.
Jika bisa disimpulkan, resesi merujuk pada kondisi penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan dalam periode waktu yang cukup lama, bisa berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Suatu negara yang mengalami resesi, biasanya akan mengalami kenaikan jumlah pengangguran, menurunnya penjualan ritel, dan terkadi kontraksi pendapatan pada bagian manufaktur dalam periode waktu yang cukup lama.
Resesi bisa terjadi karena beberapa hal, antara lain:
1. Guncangan ekonomi
Guncangan ekonomi merupakan masalah kejutan yang bisa menimbulkan kerusakan finansial yang cukup serius. Salah satu guncangan ekonomi yang yang tiba-tiba mematikan ekonomi di seluruh dunia adalah akibat wabah virus Corona.
2. Utang yang berlebihan
Saat seseorang atau suatu badan usaha memiliki terlalu banyak utang, biaya untuk membayar utang bisa meningkat ke titik di mana mereka sampai tidak bisa membayar tagihan tersebut. Meningkatnya utang tak terbayar dan kebangkrutan bisa membalikkan perekonomian.
3. Inflasi
Inflasi merupakan tren harga yang stabil dan naik dari waktu ke waktu. Inflasi memang bukan hal yang buruk, tapi akan menjadi fenomena yang berbahaya jika inflasi terjadi secara berlebihan. Bank sentral akan mengendalikan inflasi dengan menaikkan suku bunga, akibatnya akan menekan aktivitas ekonomi dan menyebabkan resesi.
4. Deflasi
Deflasi terjadi saat harga turun dari waktu ke waktu, menyebabkan upah menyusut dan berlanjut dengan menekan harga. Inflasi yang tak terkendali bisa menyebabkan resesi, sedangkan deflasi bisa memperburuk keadaan. Ketika lingkatan umpan balik deflasi lepas kendali, orang dan bisnis akan berhenti berbelanja, keadaan inilah yang menyebabkan rusaknya ekonomi.
5. Perubahan teknologi
Penemuan-penemuan baru bisa meningkatkan produktivitas dan membantu perekonomian dalam jangka panjang, namun hal ini tentu memerlukan penyesuaian jangka pendek. Peningkatan teknologi bisa menghemat tenaga kerja, membuat profesi menjadi usang, hingga memicu resesi. Banyak yang khawatir jika AI dan robot akan menyebabkan resesi dengan menghilangkan berbagai kategori pekerjaan.
6. Gelembung Aset Pecah
Gelembung aset juga jadi salah satu penyebab resesi ekonomi. Fenomena yang biasanya terjadi di pasar saham dan properti ini, ditandai dengan perilaku investor yang gegabah dalam mengambil keputusan hingga akhirnya merusak pasar. Biasanya, investor terlalu optimis selama ekonomi kuat hingga akhirnya membuat gelembung aset pecah dan terjadi panic selling.
Terjadinya resesi akan memberikan dampak yang sangat terasa di bidang perekonomian. Dampaknya akan dirasakan baik pemerintah, masyarakat, maupun perusahaan.
1. Dampak resesi pada pemerintah
Dampak paling signifikan yang akan terjadi pemerintah adalah pendapatan negara dari pajak dan non pajak akan jadi lebih rendah. Dengan pendapatan yang merosot, pemerintah akan dituntut untuk membuka lapangan kerja sebanyak mungkin karena pengangguran juga meningkat. Akibatnya, pinjaman ke bank asing akan meningkat, sehingga berujung dengan menumpuknya utang negara.
2. Dampak resesi pada perusahaan
Resesi bisa berdampak pada bangkrutnya bisnis. Saat resesi terjadi, daya beli masyarakat akan menurun dan membuat pendapatan perusahaan semakin kecil. Sekalipun ada perang harga untuk mempertahankan perusahaan, opsi ini tetap kurang menguntungkan, sehingga banyak perusahaan yang memilih untuk menutup bisnisnya.
3. Dampak resesi pada masyarakat
Jika terjadi resesi, maka akan terjadi banyak PHK yang membuat pengangguran semakin meningkat. Sebagian lainnya mungkin tidak mengalami PHK tapi akan mengalami pemotongan upah dan hak kerja lainnya.
Well, itu dia sekilas soal penyebab dan dampak yang akan terjadi jika resesi ekonomi benar-benar terjadi tahun 2023 mendatang. Gimana nih menurutmu?