© Liputan6.com
Mendengar nama Sapardi Djoko Damono adalah mendengar sebuah nama maestro. Penyair kelahiran Solo, 20 Maret 1940 ini adalah salah satu tokoh sastra modern Indonesia.
Namun pada Minggu (19/07), ia mengehembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Eka Hospital BSD, Tangerang Selatan.
Sebagai seorang penyair yang sudah bertahun-tahun menggeluti dunia kesusastraan, Sapardi telah membuat banyak sekali karya semasa hidupnya.
Berikut adalah 5 buku terbaik karya Sapardi Djoko Damono menurut Gramedia.com:
Banyak yang menyebut bahwa karya Sapardi yang stu ini adalah harta karun yang sangat berharga. Di dalamnya terdapat corat-coret sajak Sapardi semasa muda hingga dewasa. Buku ini dirancang serupa album kolase gambar yang dibagi dalam periode tahunan, sejak 1958 sampai 1968, juga 1970-an.
Di dalam Manuskrip Sajak Sapardi kita dapat melihat sajak-sajak indah Sapardi yang spontan, mengalir apa adanya, sebelum lahir dalam bentuk buku.
Ada dua karya karya Sapardi yang berjudul Hujan Bulan Juni, yaitu sebuah kumpulan sajak dan sebuah novel.
Untuk novel Hujan Bulan Juni tidak berhenti tenar sampai kumpulan kata, tapi juga dilirik untuk diadaptasi ke layar lebar, yang dengan apik diperankan oleh Adipati Dolken dan Velove Vexia.
Ini adalah sebuah bagian trilogi dari novel Sapardi Djoko Damono yang sebelumnya didahului Hujan Bulan Juni dan Pingkan Melipat Jarak.
Buku ini mendapatkan penghargaan dalam Anugerah Buku ASEAN 2018 di Malaysia, sebab dinilai sebagai karya sastra dengan mutu tinggi oleh para panel penilai profesional.
Buku ini adalah sebuah kumpulan puisi Sapardi semasa mudanya. Duka-Mu Abadi, yang berisi 43 puisi Sapardi pada tahun 1967-1968 menjadi salah satu yang paling diminati. Buku ini pun hadir dengan cd yang berisikan musikalisasi puisi yang dibawakan oleh Sapardi.
Lewat buku ini, Sapardi menunjukkan bahwa dirinya adalah bukan hanya seorang penyair yang pandai bermain kata-kata. Namun, sebagai penyair ia ingin mengajak mereka di luar sana yang belum dekat dengan sastra.
Karena dalam sebuah karya sastra bunga belum tentu kembang, biru belum tentu warna. Dan Hadirlah buku ini untuk membuat pembacanya lebih dapat mengapresiasi puisi, selurus makna yang disampaikan penyair.
Nah itu lah beberapa karya fenomenal dari penyair Sapardi Djoko Damono. Ia meninggal dunia dengan membiarkan karyanya hidup.
Selamat jalan Pak Sapardi, yang fana adalah waktu, karyamu abadi~