Sebelum Memutuskan Mualaf, Dr.Tirta Mimpi Keranda dan Dengar Suara Adzan Selama Seminggu

Reporter : Mutia Wella Lukitasari
Rabu, 27 Mei 2020 12:00
Sebelum Memutuskan Mualaf, Dr.Tirta Mimpi Keranda dan Dengar Suara Adzan Selama Seminggu
Dr. Tirta mengungkapkan hidayah yang dialaminya.

Tirta Mandira Hudhi atau Dokter Tirta kini bukanlah nama yang asing di telinga masyarakat. Dokter nyentrik yang akrab dipanggil Cipeng ini akhir-akhir ini menjadi viral karena caranya yang unik dalam mengedukasi masyarakat mengenaipenyebaran Covid-19.

Dokter alumni Universitas Gajah Mada (UGM) ini baru-baru ini mengenai perjalanan spiritualnya yang membuatnya memutuskan untuk menjadi mualaf.

Dilansir dari chanel Youtube Masjid Agung Al-Azhar, Dr.Tirta bercerita mengenai keputusannya menjadi mualaf pada tahun 2011 lalu. Diawali dengan kedatangan ayahnya seusai menunaikan ibadah umrah di tanah suci.

1 dari 3 halaman

Dr. Tirta

" Saat bersamaan aku mimpi aneh. Jadi waktu itu aku ketiduran jam 4 sore, aku lihat diri aku terbaring dan aku seperti terbang tinggi sekali," ungkap dr. Tirta.

Saat terbang, ia mengaku dijaga oleh dua orang berbaju putih yang bercahaya. Penjaga tersebut kemudian mengarahkan dirinya untuk menuju rumah berwarna hijau dan di sana terdapat keranda mayat berwarna hijau serta 9 orang lain.

" Di situ aku disuruh duduk dan tiba-tiba orang yang ada di dalam keranda itu bangkit, wajahnya bersinar banget. Dia tidak berkata apa-apa namun hanya menitipkan surat ke kantong meja dan menghilang," ujarnya.

2 dari 3 halaman

" Salah satu kiai yang ada di rumah tersebut bilang ke aku, suatu saat kamu tahu tugas mu akan besar. Kemudian saya terbangun dan pas (waktu) maghrib," Ungkap pria asal Yogyakarta ini.

Sejak memimpikan hal itu, ia merasa selalu mendengar adzan setiap pukul 09.00 dan 12.00. Mengalami hal yang tak biasa ini, dokter berumur 28 tahun ini pun segera menceritakan pada ayahnya.

" Setelah itu 7 hari berturut-turut aku mendengar ada orang azan. Aku cerita itu ke bapakku. Bapakku ternyata sempat doa pas umrah soal aku. Tapi dari situ aku memutuskan untuk masuk Islam," katanya.

3 dari 3 halaman

Dokter Tirta

Menurutnya, agama islam memang lah bukan hal baru dalam dirinya. Terlahir dengan keluarga dari dua agama berbeda, membuatnya sempat mempelajari agama islam.

" Aku juga pergi ke gereja dan masjid, di situ berpikir, kalau ke gereja masuk surga dan ke masjid masuk surga, kenapa tidak menjalani kedua-duanya," tandasnya.

Dokter Tirta mengaku menjalani kedua agama ini secara bersamaan. Bahkan ia melakukan pembelajaran di Tempat Pengajian Alquran (TPA), namun ia juga menghadiri sekolah minggu.

Inspiratif sekali ya kisah dokter nyentrik satu ini. Hidayah yang dialami tiap orang memang berbeda-beda, namun beruntunglah mereka yang telah mendapatkan hal tersebut.

Beri Komentar