© 2023 Freepik.com
Sejarah Sumpah Pemuda menjadi salah satu momentum paling penting bagi pemuda di Indonesia. Hari Sumpah Pemuda diperingati setiap tahunnya pada tanggal 28 Oktober.
Peringatan Sumpah Pemuda ini dimaksudkan untuk mengenang pentingnya peran pemuda dan pemudi Indonesia meraih kemerdekaan RI. Hal tersebut diwarnai dari proses yang panjang. Sejarah lahirnya Sumpah Pemyda ini amat melekat di hati masyarakat Tanah Air.
Peristiwa Sumpah Pemuda tentu saja memiliki makna mendalam untuk menumbuhkan rasa nasionalisme tinggi, toleransi dan sebagainya khususnya bagi pemuda.
Hari lahir Sumpah Pemuda terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928. Tahun ini, pemuda pemudi Indonesia merayakan Sumpah Pemuda yang ke-95 tahun.
Dilansir dari laman museumsumpahpemuda.kemendikbu.go.id, peristiwa Sumpah Pemuda merupakan sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Hal itu bermula ketika para pemuda dari seluruh penjuru Indonesia berkumpul di Jakarta dalam Kongres Pemuda II, pada tanggal 28 Oktober 1928. Kongres tersebut dipelopori oleh Perhimpunan Pelajar-{elajar Indonesia (PPPI).
Dalam kongres tersebut, para pemuda dengan tegas menyatakan tekad mereka untuk bersatu dalam semangat persatuan dan bersama-sama melawan penjajah. Dari situlah, peristiwa ini dikenal dengan Sumpah Pemuda.
Kongres Pemuda II kala itu dilaksanakan dengan tujuan untuk memperkuat rasa persatuan dan kebangsaan Indonesia yang tumbuh dalam diri para pemuda Indonesia.
Sebelum kongres digelar, para pemuda telah mengadakan rapat pada 3 Mei 1928 dan 12 Agustus 1928. Rapat kecil itu untuk membentuk panitia, susunan acara, waktu, tempat, dan biaya.
Dari hasil rapat tersebut, direncanakan bahwa kongres akan digelar selama dua hari, yakni di tanggal 27-28 Oktober 1928. Rapat diadakan di tiga lokasi, yaitu gedung Katholieke Jongenlingen Bond, Oost Java Bioscoop, dan Indonesische Clubgebouw.
Dari rapat awal tersebut, diputuskan susunan panitia Kongres Pemuda I dan II, sebagai berikut:
Momen penyelenggaraan rapat Kongres Pemuda Kedua digelar dengan beberapa rangkaian, di antaranya:
Dilangsungkan di gedung Katholieke Jongenlingen Bond pada tanggal 27 Oktober 1928, pukul 19.30—23.30, rapat pertama ini Sugondo dan Muhammad Yamin memberikan sambutan mengenai arti penting semangat persatuan dalam pemuda Indonesia.
Menurut Muh. Yamin, ada lima faktor memperkuat persatuan para pemuda di Indonesia. Kelimanya, yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.
Rapat ini berlangsung pada 28 Oktober 1928 pukul 08.00—12.00, di gedung Oost Java Bioscoop. Agenda rapat kali ini membahas tentang pendidikan dengan pembicaranya Purnomowulan dan Sarmidi Mangunsarkoro.
Kedua pembicara menyebut, jika seseorang layak mendapatkan pendidikan secara demokratis baik di rumah ataupun sekolah.
Masih di hari yang sama, tanggal 28 Oktober 1928 rapat ketiga dilakukan di Indonesische Clubgebouw, pukul 17.30—23.30.
Dalam pertemuan itu, dibahas tentang pentingnya nasionalisme dan demokrasi serta gerakan kepanduan yang harus dilakukan sejak dini. Rapat ini adalah rapat penutup yang memperdengarkan lagu Indonesia Raya karya Wage Rudolf Supratman.
Di moment rapat final ini, diakhiri dengan pemvacaan keputusan oleh ketua Sugondo Djojopuspito:
'Kerapatan pemuda-pemuda Indonesia diadakan oleh perkumpulan-perkumpulan pemuda Indonesia yang berdasarkan kebangsaan dengan namanya Jong Java, Jong Soematra (Pemoeda Soematra), Pemoeda Indonesia, Sekar Roekoen, Jong Islamieten, Jong Bataks Bond, Jong Celebes, Pemoeda Kaoem Betawi dan Perhimpoenan Peladjar-Peladjar Indonesia.
Membuka rapat pada tanggal 27 dan 28 Oktober tahun 1928 di negeri Djakarta:
Sesudahnya mendengar pidato-pidato pembicaraan yang diadakan di dalam kerapatan tadi;
Sesudahnya menimbang segala isi-isi pidato-pidato dan pembicaraan ini.
Kerapatan lalu mengambil keputusan:
PERTAMA
KAMI PUTRA DAN PUTRI INDONESIA,
MENGAKU BERTUMPAH DARAH YANG SATU,
TANAH INDONESIA.
KEDUA.
KAMI PUTRA DAN PUTRI INDONESIA,
MENGAKU BERBANGSA YANG SATU,
BANGSA INDONESIA.
KETIGA.
KAMI PUTRA DAN PUTRI INDONESIA,
MENJUNJUNG BAHASA PERSATUAN,
BAHASA INDONESIA.
Setelah mendengar putusan ini, kerapatan mengeluarkan keyakinan azas ini wajib dipakai oleh segala perkumpulan kebangsaan Indonesia.
Mengeluarkan keyakinan persatuan Indonesia diperkuat dengan memperhatikan dasar persatuannya:
KEMAUAN
SEJARAH
BAHASA
HUKUM ADAT
PENDIDIKAN DAN KEPANDUAN
dan mengeluarkan pengharapan, supaya putusan ini disiarkan dalam segala surat kabar dan dibacakan di muka rapat perkumpulan-perkumpulan kita.
Adapun keputusan dalam kongres tersbut dikenal sebagai Ikrar Sumpah Pemuda 28 Oktober yang setiap tahunnya selalu diperingati oleh masyarakat Indonesia.