Diboikot Warga, Film 'Kucumbu Tubuh Indahmu' Dapatkan Penghargaan di Asia-Pasific Film Festival

Reporter : Jossi Andriani Taswir
Jumat, 17 Januari 2020 14:13
Diboikot Warga, Film 'Kucumbu Tubuh Indahmu' Dapatkan Penghargaan di Asia-Pasific Film Festival
Film 'Kucumbu Tubuh Idahmu' berhasil emndapatkan penghargaan Best Original Screenplay dan tokoh 'Ambu' sebagai Best Supporting Actress.

Film 'Kucumbu Tubuh Indahmu' yang tayang pada bulan Maret 2019 ini mendapatkan penghargaan Best Original Screenplay di Asia-Pasific Film Festival ke-59. Tentunya, Indonesia patut berbangga, sebab film ini membawa dua nominasi untuk original screenplay dan juga tokoh 'Ambu' sebagai Best Supporting Actress.

Dilansir dari kapanLagi (16/01), film yang menuai kontroversi pada tahun lalu mendapat menghargaan pada tanggal 8 Januari 2020 lalu di Macau, Hongkong.

1 dari 3 halaman

Widyawati Bersyukur Dapat Apresiasi

Widyawati

Sebagai pemeran 'Ambu' dalam film ini, WIdyawati sangat bersyukur aats penghargaan yang ia dapatkan. Sebab Wanita ini sudah meniti karir sejak usia belasan tahun hingga sekarang berusia 69 tahun.

" Siapapun yang mendapatkan penghargaan pasti akan bersyukur, begitu juga saya, ini adalah kemenangan untuk kita semua" ujar Widyawati yang ditemui dikawasan Kuningan, jakarta Selatan pada hari Kamis (16/01) kemarin.

2 dari 3 halaman

Menuai Kontroversi

Film garapan Garin Nugroho ini menuai kontroversi yang menyebabkan munculnya petisi penolakan film. Dalam petisi tersebut, disebutkan bahwa film ini mendukung unsur lesbian, gay, biseksual dan transgender yang sudah ditandatangani oleh ribuan orang.

Banyaknya orang yang menandatangani petisi ini ternyata lebih banyak dari penonton film tersebut. Hal ini menyebabkan penayangan film 'Kucumbu Tubuh Indahmu' di bioskop susut dari 40 studio menjadi 4 studio saja.

3 dari 3 halaman

Garin Nugroho Tak Hadir

Pada saat penyerahan piala pengghargaan di film ini, Garin Nugroho selaku sutradara dan penulis skenario tidak hadir dalam acara tersebut. Ia diwakilkan oleh Teuku Rifnu Wikana selaku pemain dan Mondo Gaskoro selaku pengisi soundtrack.

" Saya mewakili mas Garin dan Mas Ifa Isfansyah meminta maaf karena tak bisa hadr, tapi ada salam dari mereka berdua, yang jelas karya ini dan apapun yang dikerjakan Mas garin dari sudut pandang yang ingin mengambarkan perjalanan manusia" ucap Teuku Rifnu.

ia menlanjutkan bahwa " Yang ingin disajikan pada rakyat Indonesia adalah sejarah tari Lengger yang hari ini masih tersisa. Ada metafor yang bisa kita tangkap, bukan apa yang dijadikan tanda kutip selama ini. Bahwa film adalah film, menjadi sesuatu yang bermakna bagi penonton begitu keluar dari bioskop" ujarnya menutup kalimat.

Beri Komentar