© Suara.com/Dafi Yusuf
Banyak orang-orang di luar sana yang sedang berusaha sudah menyambung hidup, meskipun tak sedikit di antara mereka yang sudah ada di usia senja. Misalnya saja Khotimah atau Mbah Khotim (70), warga Jangli, Kelurahan Jatingaleh, Kecamatan Candisari, Semarang, dilansir dari suara.com.
Ia menjual berbagai aneka makanan. Mulai dari donat, tahu bakso, hingga sate telur. Namun nasib sial menimpa Mbah Khotim.
Pada suatu waktu, Mbah Khotim kedatangan seorang pembeli wanita. Wanita tersebut berkata bahwa ia ingin membeli dan memborong semua makanan Mbah Khotim karena ada acara di rumah. Namun dengan syarat, Mbah Khotim ikut ke rumahnya karena wanita itu berkata sedang tidak membawa dompet.
Mbah Khotim yang sudah terlanjur percaya pun akhirnya ikut apa yang dikatakan pembelinya tersebut. Sebelum berangkat, wanita tersebut juga menyarakankan agar Mbah Khotim meletakan dompetnya di jok depan motornya, dan Mbah Khotim pun nurut.
Di tengah perjalanan, Mbah Khotim sempat bertanya-tanya. Kenapa jaraknya jauh sekali dan tidak sampai-sampai.
“ Saat itu saya tanya, kok tidak sampai-sampai tho. Terus perempuan tersebut bilang sebentar lagi,” ucap Mbah Khotim.
Banyak orang-orang di luar sana yang sedang berusaha sudah menyambung hidup, meskipun tak sedikit di antara mereka yang sudah ada di usia senja. Misalnya saja Khotimah atau Mbah Khotim (70), warga Jangli, Kelurahan Jatingaleh, Kecamatan Candisari, Semarang.
Ia menjual berbagai aneka makanan. Mulai dari donat, tahu bakso, hingga sate telur. Namun nasib sial menimpa Mbah Khotim.
Pada suatu waktu, Mbah Khotim kedatangan seorang pembeli wanita. Wanita tersebut berkata bahwa ia ingin membeli dan memborong semua makanan Mbah Khotim karena ada acara di rumah. Namun dengan syarat, Mbah Khotim ikut ke rumahnya karena wanita itu berkata sedang tidak membawa dompet.
Mbah Khotim yang sudah terlanjur percaya pun akhirnya ikut apa yang dikatakan pembelinya tersebut. Sebelum berangkat, wanita tersebut juga menyarakankan agar Mbah Khotim meletakan dompetnya di jok depan motornya, dan Mbah Khotim pun nurut.
Di tengah perjalanan, Mbah Khotim sempat bertanya-tanya. Kenapa jaraknya jauh sekali dan tidak sampai-sampai.
“ Saat itu saya tanya, kok tidak sampai-sampai tho. Terus perempuan tersebut bilang sebentar lagi,” ucap Mbah Khotim.
Namun, Mbah Khotim malah diturunkan di tempat sepi. Wanita pembeli itu berkata bahwa rumahnya tak jauh dari rumahnya.
" Setelah saya diturunkan, perempuan itu menunjuk sebuah rumah di dekat saya diturunkan," ujar Mbah Khotim.
Mbah Khotim pun diturunkan, dan wanita itu pun pergi meninggalkannya. Mulai dari makanan daganganya, hingga dompetnya yang saat itu berisikan Rp 400 ribu.
Ternyata, Mbah Khotim ditipu.
" Jika ditanya sedih ya sedih, tapi ya tidak marah wong orangnya sudah tidak ada."
Mbah Khotim pun kemudian harus berjalan kaki 2 km untuk pulang, tak membawa uang sepeser pun.
" Saya sempat bingung mau gimana ini cara pulangnya, akhirnya saya jalan kaki saja."
Ya ampun, kasihan sekali Mbah Khotim. Semoga Mbah Khotim diberi rezeki yang berlipat-lipat ganda ya guys.