Pasien Virus Corona Ini Berusaha Kabur dari Rumah Sakit Wuhan

Reporter : Prisma Difta
Selasa, 28 Januari 2020 16:01
Pasien Virus Corona Ini Berusaha Kabur dari Rumah Sakit Wuhan
Seorang anak dari wuhan positif memiliki gejala virus corona dipaksa meminum obat flu untuk melakukan penerbangan

Sebuah keluarga warga negara Tiongkok menolak perintah dokter untuk mengkarantina anak mereka yang berumur dua tahun karena mereka harus mengejar penerbangan kembali ke China pada hari berikutnya.

Dalam laporan polisi yang menjadi viral di media sosial, dokter yang bertanggung jawab untuk pasien mengatakan bahwa anak itu dirujuk ke Rumah Sakit Sultanah Aminah oleh rumah sakit swasta setelah menunjukkan gejala seperti influenza dan diduga memiliki coronavirus Wuhan.

 

1 dari 3 halaman

Setelah dengan tegas memberi tahu orang tua bahwa anak tersebut harus dikirim ke karantina di Rumah Sakit Permai, namun, orang tua tersebut bersikeras memberikan anak tersebut obat flu dan pergi ke China tidak lama kemudian.

Menurut Woldofbuzz, Setelah memeriksa tanda-tanda pasien, dokter mencatat bahwa orang tua tersebut keras kepala mengatakan bahwa anaknya hanya sakit biasa

 

2 dari 3 halaman

Virus Corona (2)

" Saya memberi tahu mereka bahwa anak itu perlu dikarantina, dan jika mereka menolak karantina, keadaan akan lebih buruk di bandara dan mereka tidak akan dapat terbang kembali." kata dokter

Sangat keras kepala kan?

Dalam laporan tersebut, dinyatakan bahwa insiden tersebut terjadi pada pukul 22:00 tanggal 24 Januari 2020. Setelah mengidentifikasi bahwa anak tersebut memang memiliki gejala virus corona Wuhan, diagnosis tersebut diabaikan oleh orang tua anak tersebut karena mereka harus terbang untuk mengejar ketinggalan, keesokan harinya.

 

3 dari 3 halaman

Menurut Wakil OCPD Johor Bharu Selatan Supt Mohd Afzanizam Yahaya, laporan yang dibuat oleh dokter dari Departemen Kecelakaan dan Darurat (A&E) Rumah Sakit Sultanah Aminah telah diterima oleh departemennya dan bahwa Departemen Kesehatan Johor akan mengirimkan laporan kepada Kementerian Kesehatan tentang masalah ini.

 

Beri Komentar