© Odditycentral.com
Kejadian langka terjadi pada seorang pria bersia 42 tahun di India. Ya, baru-baru ini dirinya bahkan menjadi sorotan publik internasional lantaran sanggup tidur selama 300 hari dalam setahun.
Media India baru-baru ini melaporkan kasus aneh Purkharam, seorang warga paruh baya dari desa Bhadwa, Rajasthan. Diduga, ia menderita HPA axis hypersomnia, suatu kondisi langka yang menyebabkan penderitanya tidur dalam waktu yang lama dan bisa berlangsung hingga 25 hari seperti yang dikutip dari Oddity Central, Jumat (16/7/2021).
Hal ini bermula sekitar 23 tahun yang lalu, saat Purkharam pertama kali di diagnosa dengan kelainan ini, ia tidur selama kira-kira 15 jam setiap kali. Keadaannya pu bahkan terus memburuk dan pada tahun 2015, keluarganya mulai menghitung durasi tidurnya dalam hitungan hari, bukan jam.
Terhitung, dirinya bisa tidur selama lebih dari tujuh atau delapan hari sekali tidur. Kondisinya semakin parah. Hingga saat ini, ia dapat tidur selama 25 hari. Dari 365 hari dalam setahun, ia menghabiskan sekitar 300 hari untuk tidur.
Purkharam sendiri sehari-harinya menjalankan sebuah toko lokal di desa. Karena kondisinya ini, ia hanya dapat mengoperasikan tokonya selama lima hari dalam satu bulan. Bhakan, pernah ia tertidur saat lagi bekerja.
Jika sudah tidur, maka ia tidak dapat bangun. Yang dilakukan keluarganya adalah membawanya pulang dan memberinya makan, bahkan memandikannya saat sedang tidur.
Karena jadwal tidur yang aneh, pria 42 tahun ini dijuluki " Kumbhakarna" oleh masyarakat Bhadwa. Sesuai dengan nama adik laki-laki Rahwana di Ramayana yang biasa tidur selama enam bulan sekali tidur.
Sang istri, Lichmi Devi, mengatakan bahwa Purkharam bangun pada hari minggu setelah tertidur selama 12 hari terturut-turut. Hal pertama yang dilakukannya adalah membuka toko. Sayangnya, Devi tidak tahu berapa lama suaminya dapat menjalankan toko sebelum kembali mengalami hipersomnia.
Hingga kini, tak ada obat bagi kondisi aneh yang dialamai oleh Purkharam. Pengobatan yang telah ia coba selama bertahun-tahun memiliki efek samping seperti sakit kepala parah dan kelelahan. Pihak keluarganya yakin bahwa suatu saat nanti ia akan pulih kembali dan menjalani kehidupan secara normal.