© Twitter.com/black__valley1
Perang melawan bullying di sekolah rasanya masih akan jadi perjuangan yang panjang. Setelah beberapa waktu lalu ramai dibicarakan tentang bullying di Kota Malang, kali ini datang kabar serupa dari Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Semua tindak bully memang nggak ada yang bisa dibenarkan, tapi bully fisik adalah satu dari enam jenis tindak bully yang paling parah. Nggak cuma sakit fisik yang dirasakan oleh korban, tapi juga sakit secara mental. Itulah yang dialami siswi dalam kejadian ini.
Penemuan kasus ini berawal dari video yang diunggah oleh akun @black__valley1 di Twitter. Dalam video berdurasi 30 detik tersebut, tampak praktik bully fisik yang terjadi di ruang kelas. Dari keterangan di twit tersebut, praktik bully terjadi di SMP Muhammadiyah Butuh, Purworejo.
Kelakuan bejad ank² jaman sekrng
— No Doubt ???? (@black__valley1) February 12, 2020
Sekolah tuh buat nuntut ilmu bentuk karakter supaya baik bukn mlh kelakuan kaya preman
Ngebully ank org apalagi ank perempuan main pukul main tendang emang kalian pikir itu ga sakitt.
Kejadiannya di SMP Muhammadiyah Butuh, Purworejo, Jawa Tengah pic.twitter.com/Qoovcu0k27
Siswi yang menjadi korban bully di video tersebut tampak menerima tendangan dan pukulan dari tiga orang siswa. Salah satu siswa bahkan sempat memukulkan gagang sapu, meskipun dengan tenaga yang nggak terlalu kuat.
Si korban nampaknya sedang mengerjakan sesuatu di mejanya saat bully-an tersebut datang. Dia tampak terpukul, terlihat dari beberapa kali dia menunduk dan membenamkan wajah ke meja.
Netizen pun berekasi keras. Dicuitkan pertama pada 12 Februari 2020 di pukul 18:22, hingga saat artikel ini ditulis (13 Februari), twit tersebut sudah mendapatkan 35.700an retweet dan 34.500an like serta ratusan komentar.
" Aku nggak bisa bayangin gimana perasaan ayahnya (kalau tau) putrinya digituin," ujar akun @BLIKINAKUNGWAJG.
" Kalau anak saya yang diperlakukan begitu nggak ada akata damai atau maaf, (harus) proses hukum," ujar akun @jayusr3.
" Viralkan biar segera ditindak. Memalukan institusi pendidikan. Pak @ganjarpranowo, kejadian di wilayah panjenengan," lapor @g0bell_78.
Laporan dari @g0bell_78 itu kemudian direspon oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Lewan akun Twitternya, beliau menanyakan lebih lanjut tentang kasus tersebut.
Respon cepat ditunjukkan oleh Ganjar. Hanya dalam hitungan jam beliau mengatak bahwa sudah menelpon pihak kepala sekolah bersangkutan. Beliau juga berjanji untuk segera meminta pengawas sekolah, dinas pendidikan setempat, dan Bupati Purworejo untuk turun tangan menangani masalah tersebut.
Akun sy dibanjiri kejadian di salah satu smp di butuh purworejo. Sy sdh telp kaseknya & dia sdh urus. Polisi juga sdh menerima laporannya. Bsk saya minta pengawas sekolah & dinas utk turun agar bicara dg ortu anak2 itu. Pak Bupati Purworejo jg sdh sy kontak. --- Sayangi temanmu! pic.twitter.com/MXKV1xDno5
Penanganan dan penghentian kasus bully di sekolah memang nggak bisa cuma jadi kewajiban salah satu pihak. Harus ada sinergi antara pihak sekolah yang didukung oleh dinas terkait dan pejabat setempat, serta masyarakat sebagai pengawasnya.
Orang tua di rumah juga wajib melakukan didikan yang menjadi langkah preventif agar anak nggak menjadi pembully.
Sebagaimana harapan semua orang, semoga kasus bully di Purworejo ini bisa ditangani dengan seadil-adilnya dan menjadi kasus bully terakhir.