Shou Zi Chew, CEO TikTok Mengaku Tak Izinkan Anaknya Jadi Tiktokers, Kenapa?

Reporter : Hevy Zil Umami
Minggu, 26 Maret 2023 22:45
Shou Zi Chew, CEO TikTok Mengaku Tak Izinkan Anaknya Jadi Tiktokers, Kenapa?
CEO TikTok mengaku dalam wawancara publik bahwa anak-anaknya tidak diperbolehkan bermain TikTok.

Dia mengatakan anak-anaknya yang berusia 8 dan 6 tahun tidak memiliki akun TikTok karena mereka terlalu muda untuk itu.

Menurutnya, ini karena aplikasi TikTok di negara lain tidak mengizinkan orang di bawah usia 13 tahun untuk menggunakan aplikasi tersebut.

1 dari 7 halaman

Potret dan Profil Shou Zi Chew, CEO TikTok

" TikTok, di sini (AS), jika Anda berusia di bawah 13 tahun, Anda akan mendapatkan versi TikTok yang sangat terbatas. Dan di banyak negara lain di dunia, kami tidak mengizinkan pengguna di bawah usia 13 tahun," ujar CEO TikTok yang merupakan lulusan Harvard University tersebut.

Dia mengatakan ini saat wawancara di konferensi DealBook dengan New York Times sekitar 3 bulan lalu, lapor Parent Herald.

2 dari 7 halaman

Shou Zi Chew, CEO TikTok Jelaskan Masalah Keamanan di Depan Komisi Kongres AS

Selain itu, Chew menyebut TikTok merupakan platform yang mengutamakan keselamatan anak.

“ Kami punya aturan. Kami punya 13 aturan yang kami sebut Community Rules (Panduan Pengguna). Ini adalah aturan tentang konten apa yang kami izinkan dan apa yang tidak kami izinkan,” jelasnya. Konten yang dilarang di TikTok termasuk pornografi, kekerasan, dan informasi yang salah, menurut Chew.

3 dari 7 halaman

TikTok mengutamakan rasa aman dan percaya

Shou Zi Chew, CEO TikTok Jelaskan Masalah Keamanan di Depan Komisi Kongres AS

CEO TikTok menyarankan orang tua untuk menggunakan fitur keamanan dan pemantauan aplikasi yang disebut " Family Pairing" .

Dengan fitur ini, orang tua dapat menggunakan banyak alat untuk mengelola konten dan membiarkan anak-anak mereka merasakan aplikasi TikTok.

Selain itu, orang tua dapat membangun kepercayaan dengan anak dan anak dapat merasa aman.

4 dari 7 halaman

Shou Zi Chew, CEO TikTok Jelaskan Masalah Keamanan di Depan Komisi Kongres AS

Wawancara yang telah dilihat hampir lebih dari 500.000 kali itu menimbulkan beragam opini baik di kalangan pengguna maupun non-pengguna TikTok. Ironisnya, CEO TikTok melarang anak-anaknya menggunakan TikTok karena dia tahu bahaya aplikasi tersebut.

Di sisi lain, banyak orang memuji Chew atas asuhan yang benar dan menyarankan agar orang tua melakukan hal yang sama.

5 dari 7 halaman

Misi TikTok: kreativitas dan kebahagiaan

Shou Zi Chew, CEO TikTok Jelaskan Masalah Keamanan di Depan Komisi Kongres AS

Chew menekankan bahwa setiap perusahaan memiliki misi yang berbeda. Pada saat yang sama, misi TikTok adalah menginspirasi kreativitas dan menciptakan kebahagiaan, kata sang CEO.

Salah satu opsinya adalah tidak mengizinkan iklan politik untuk menghindari kontroversi. “ Kami sebenarnya tidak menerima iklan politik, dan setahu saya, kami satu-satunya platform di level ini yang tidak mengizinkan iklan politik,” pungkasnya.

6 dari 7 halaman

Fitur batas waktu bermain TikTok

Dalam wawancara tersebut, Chew dimintai pendapatnya tentang berapa lama waktu yang tepat untuk bermain TikTok bagi para penggunanya.

Menurutnya, setiap pengguna berhak untuk bebas memutuskannya.

" Namun, sejauh yang saya tahu, kami adalah platform pertama yang mengirimkan pesan kepada pengguna ketika mereka menghabiskan waktu terlalu lama di platform tersebut," tambahnya.

Selain itu, ia mengungkapkan bahwa durasi yang dapat diterima bergantung pada usia pengguna dan waktu saat pengguna mulai membuka aplikasi.

7 dari 7 halaman

TikTok selalu menampilkan konten yang ingin user lihat

Chew menjelaskan, berkat algoritme tersebut, TikTok selalu dapat menampilkan konten yang ingin dilihat pengguna.

“ Itu hanya matematika. Mesin algoritma bekerja dengan mengambil isyarat dari sikap pengguna,” jelasnya.

Maka itu menjadi pengalaman pengguna saat kita menggunakan TikTok.

Ia juga mengungkapkan, penghitungan dilakukan dengan melihat berapa lama pengguna menonton video tertentu dan seberapa cepat pengguna mengabaikannya. " Bagikan nanti? Apakah Anda meninggalkan komentar? Apakah Anda menyukainya? Sinyal preferensi pengguna ini didorong secara matematis, dan kemudian algoritme merekomendasikan konten serupa kepada Anda," tambahnya.

Beri Komentar