© Instagram / Limbadindonesia
Banyak yang sudah mengenal sosok limbad yang misterius ini, suara Limbad pun jadi hal yang bikin publik penasaran. Sampai-sampai ucapannya setelah bersin pun pernah bikin heboh se-Indonesia, saking penasarannya dengan suara Limbad.
Sosoknya yang selalu misterius dan tampak mistis pun juga bikin penasaran tentang bagaimana kehidupan sehari-harinya. Apakah ia semisterius seperti ketika di depan kamera?
Kini tak perlu lagi penasaran. Belum lama ini, seorang mantan tetangga Limbad membongkar sifat asli pria yang dikenal pintar bermain sulap dan melakukan aksi berani tersebut.
Dilansir dari laman Quora, seorang pengirim yang tak mau disebut namanya mengungkap beberapa hal mengejutkan. Si pengirim mengaku tinggal dekat dengan rumah Limbad, sehingga tahu beberapa hal yang tak diketahui publik.
" Dulu saya dan keluarga sempat bertetanggaan dengan master limbad. Rumah saya waktu itu cuma beda 3 rumah dari rumah om Limbad.
Mungkin beberapa orang yang cuma ngeliat master Limbad di tv pasti ngira kalo aslinya master Limbad itu gak suka ngomong, pendiem, garang, nyeremin, pokoknya ngeri lah. Apa lagi pas awal awal tampil di acara The Master Season 1 om Limbad ini selalu diikutin burung hantu piaraannya. Kan jadi agak mistis-mistis gimana gitu auranya hahahahhha. Tapi itu semua hanya di tv gaeesss," tulis sang pengirim.
Menurut sang pengirim, sifat asli Limbad sangat berbeda dengan kesannya di layar kaca. Ketika kumpul tetangga, ia bicara dengan normal dan semua orang di sekitar rumahnya tahu bagaimana suaranya.
" Aslinya om Limbad itu jauh sekali dengan yang ada di tv. Om Limbad ini kalo sama tetangga suka ngobrol juga. Ya kali sama tetangga cuma hmmm hammm hemmmm doang. Dan kalo ngomong itu logat jawanya medok pake banget. Agak lucu sih kalo dibandingin sama gaya sangarnya pas di tv. Om Limbad ini termasuk tetangga favorit anak - anak gang saya. Karena kalo lagi maen sepeda di depan rumahnya suka di traktir bakso lewat atau gak mie tek - tek. Pokoknya om Limbad ini ramah bangetlah sama tetangga. Apalagi sama anak kecil. Kalo ada anak - anak yang maen di jalan depan rumahnya pasti di samperin. Kadang nunjukin sulap, kadang cuma sekedar gangguin kami si bocah pesepedah. Ini kejadian tahun 2008 -2010. Pas saya kelas 2 smp tahun 2010 saya sekeluarga sudah pindah dari sana," tutupnya.