© Iamlejen.com
Sebagai pasangan, umumnya selalu menemani yang terkasih dikala senang dan susah. Tak jarang, mereka menjadi mata maupun kaki bagi pasangannya. Sama halnya dengan nenek berusia 58 tahun bernama Fatimah Salleh ini.
Meski hidup di tengah keterbatasan, nenek Fatimah selalu sabar dan setia menjadi "mata" bagi suaminya yang tak bisa melihat. Keduanya setiap hari harus berjalan berpuluh-puluh kilometer untuk mengais rezeki.
Dikutip dari iamlejen.com, pasangan lansia ini sehari-harinya bekerja sebagai tukang pijat. Meski kini sang suami tak lagi bisa melihat, rasa cinta nenek Fatimah membuatnya rela jadi " tongkat" bagi sang suami saat mencari rezeki.
Menurut sebuah laporan, pasangan lansia ini bahu-membahu jadi tukang pijat selepas Wan Mohamad Jaafar kehilangan penglihatannya akibat kecelakaan di proyek bangunan sekitar tahun 1998 saat berusia 54 tahun.
Sejak saat itu, nenek Fatimah selalu setia menuntun sang suami yang alih profesi sebagai tukang pijat. Biasanya, pasangan ini akan mulai bekerja jam 8 pagi dengan berjalan kaki sejauh lebih dari 20 kilometer setiap harinya untuk mencari pelanggan.
Sebenarnya, nenek Fatimah punya lima orang anak. Sayangnya, kehidupan mereka juga tak jauh lebih baik dari dirinya.
“ Kami punya lima anak yang berusia antara 22 sampai 40-an, tapi mereka juga hidup susah. Kami juga pernah makan ubi rebus yang ditanam di belakang rumah kerana tak ada uang untuk beli makanan,” ucap nenek Fatimah.
" Karena itu, saya dan suami keluar mencari rezeki sebagai tukang urut. Lumayan bisa memenuhi kebutuhan kami termasuk membayar tagihan air dan listrik,” imbuhnya.
Selain itu, rumah yang ditempati keduanya juga berasal dari tanah wakaf hasil bantuan dari pemerintah. Tapi, saat ini keadaan rumahnya pun juga cukup usang. Meski begitu, pasangan lansia ini tetap bersyukur dengan keadaan yang ada.
Sehat-sehat terus ya untuk nenek Fatimah dan suami. Semoga dilancarkan rezekinya, semangat.