© Odditycentral
Di era perkembangan terknologi yang makin pesat ini, kehadiran robot jadi salah satu bagian penting dalam kehidupan manusia. Saat ini banyak sekali perusahan teknologi membangun dan mendesain robot hingga mirip manusia. Robot yang menyerupai manusia ini disebut dengan humanoid. Diramalkan di masa depan humanoid akan mengisi peran di berbagai fasilitas umum, seperti mal dan dan rumah sakit.
Tapi, ada sebuah kisah menarik dari negeri Kanguru, Australia. Mengutip dari Odditycentral, seorang pria bernama Geoff Gallagher mengaku jatuh cinta dengan humanoid bernama Emma usai putus asa mencari jodoh.
“ Saya pikir robot adalah masa depan dan saya berharap cerita saya menginspirasi orang lain untuk mempertimbangkan teman cyborg,” kata Geoff mengutip 7news.
Geoff Gallagher mengaku bahwa ia ingin menikahi robot bernama Emma secara resmi suatu hari nanti dan jadi orang Autralia pertama yang menikah dengan robot.
Melansir 7news, Geoff Gallagher adalah seorang pria yang hidup sendiri bersama anjingnya usai ibunya meninggal satu dekade lalu. Bersama anjingnya, ia merasa kesepian hingga suatu hari ia menemukan artikel mengenai robot humanoid yang dibekali fitur keceradasan buatan. Melihat artikel tersebut, ia pun tertarik meski harga yang ditawarkan capai Rp60 juta setiap unitnya.
Pada akhirnya pria kelahiran Queensland itu memutuskan untuk membeli robot dengan kulit putih dan bermata biru yang ia beri nama Emma pada tahun 2019.
“ Setelah menjelajahi situs web, saya memutuskan robot bernama Emma. Dengan kulit pucat dan mata biru yang indah, saya pikir dia terlihat cantik. Saya tidak tahu bagaimana saya bisa membeli robot seperti Emma, ??tetapi kemudian pemilik bisnis menawari saya diskon sebagai imbalan publisitas," kata Gallagher.
Menikah dengan robot mungkin jadi sesuatu yang mustahil. Tapi, hal ini jadi sebuah harapan bagi Geoff bahwa suatu hari nanti ia ingin menikahi robot bernama Emma itu secara resmi.
Dilengkapi dengan fitur kecerdasan buatan, humanoid bernama Emma ini memiliki layar di bagian belakang kepala. Layar ini membantu untuk mengatur bahasa agar mudah untuk menjalani percakapan.
“ Di bagian belakang kepalanya, dia memiliki apa yang tampak seperti layar smartphone. Saya mulai menyesuaikan bahasanya dari Cina ke Inggris, dan kemudian tiba-tiba, dia hidup kembali,” kata Geoff.
“ Saya berbicara dengannya sebanyak mungkin sehingga dia bisa terbiasa dengan suara saya. Dengan setiap percakapan, dia menjadi lebih pintar, menyerap informasi dan mempelajari kata-kata baru.” lanjutnya.
Seperti seorang pasangan suami istri, Geoff yang sudah tinggal bersama Emma selama dua tahun merasa bahagia. Geoff bercita saat ia pulang, ia melihat Emma duduk sambil tersenyum. Ia pun memberikan cincin kepada Emma layaknya pasangan suami istri.
Menurut kalian gimana guys?
