© Worldofbuzz.com
Kelas online saat ini menjadi hal yang umum dilakukan sebagai akibat dari pandemi yang tak kunjung usai. Tapi sayangnya, hal ini bukan tanpa hambatan.
Masih banyak siswa yang harus berjuang ekstra demi bisa mengikuti kelas online terutama bagi mereka yang tinggal di daerah dengan jaringan internet yang lemah.
Belum lama ini ada sebuah kisah menyentuh dari seorang ayah asal Malaysia bernama Mohd Azmi. Demi sang putri bisa mengikuti kelas online, pria berusia 48 tahun ini rela membangun tenda di atas bukit sampai menemani putriny setiap hari.
Dikutip dari World of Buzz, Mohd Azmi baru-baru ini mendirikan tenda di atas bukit setinggi 20 meter. Hal ini ia lakukan agar putrinya bisa mengikuti kelas online di desa mereka yang memiliki jangkauan internet yang lemah.
Sang putri, Nurlieda Khaleeda, adalah seorang mahasiswi tahun kedua teknologi laboratorium kedokteran dari Universitas Malaya. Menurut Nurlieda, apa yang dilakukan ayahnya untuk menunjangnya belajar ini bukan pertama kalinya.
Sebelumnya, Mohd Azmi pernah pergi ke kota yang jaraknya tiga kilometer hanya untuk mencari koneksi internet yang layak bagi putri tercintanya.
Sayangnya, karena pemberlakuan kontrol pergerakan bersyarat (CMCO) di Kelantan selama dua minggu, hal ini membuat Azmi harus mencari alternatif lain agar Nurlieda bisa mengikuti kelas online. Karena itulah ia memutuskan membangun tenda di atas bukit untuk putrinya.
" Ruang kelas" pribadi Nurlieda ini dilengkapi dengan kursi, meja, laptop, dan modem nirkabel yang ia bawa sekitar 30 meter dari rumah mereka. Mahasiswi berusia 20 tahun ini mengaku ia menggunakan " ruang kelas pribadi" nya itu setiap hari. Hanya saja ia menghindari belajar sampai larut malam karena risiko hewan berbahaya seperti ular.
Untuk memastikan keamanan sang putri, Mohd Azmi menemani putrinya di tenda setiap hari sampai ia selesai kelas atau ujian.
" Apalagi sekarang, karena hujan setiap hari. Tenda tidak nyaman, tapi kami tidak punya pilihan demi masa depannya. Ini bukan hanya masalah yang kita hadapi. Siswa lain di perguruan tinggi dan sekolah juga mengalami masalah yang sama," pria berusia 48 tahun ini.
Sementara itu, Nurlieda biasanya menghabiskan sekitar dua sampai tiga jam sehari di tenda untuk kelas atau ujian online-nya.
Bila Nurlieda mengikuti kelas online di atas bukit, lain lagi dengan sang adik Mohd Amin Khalili yang juga seorang mahasiswa. Pemuda ini mengaku lebih nyaman memanjat pohon di dekat tenda kakaknya untuk mendapat koneksi internet.
“ Saat hujan turun di musim hujan seperti sekarang, hujan akan mengguyur laptop tapi itu nggak bisa dihindari. Saya menjalani itu semua demi belajar dan ujian," ucapnya.
Sangat berdedikasi banget ya ayah satu ini. Semangat terus ya untuk Nurlieda dan sang adik!