© Sinarharian.com.my
Salah satu usaha menghentikan persebaran virus corona adalah dengan menerapkan sistem karantina, di mana setiap orang diimbau untuk tidak keluar rumah kalau tidak terlalu penting.
Dampaknya, beberapa pekerjaan menjadi terbengkalai. Pemenuhan kebutuhan pun akhirnya menjadi sulit untuk dilakukan. Kisah memilukan pun bermunculan satu per satu. Salah satunya seperti yang dialami oleh satu keluarga asal Pasir Gudang, Johor, Malaysia berikut.
Malaysia adalah salah satu negara yang menerapkan kebijakan lockdown demi memutus rantai penyebaran COVID-19. Pelaksanaannya memang berat sehingga nggak jarang masyarakat harus berada di posisi yang kurang menguntungkan.
Roslan A. Aliudins, seorang kepala keluarga, menjadi satu di antara sekian banyak pekerja yang diliburkan selama masa lockdown. Pendapatan Roslan pun menjadi nol selama dia tidak bekerja. Padahal kebijakan lockdown mengikuti masa meredanya penyebaran virus corona, yang masih belum diketahui kapan.
Sepekan awal kehidupannya terasa masih normal. Memang Roslan dan keluarga harus jauh lebih berhemat, namun dia masih bisa memenuhi kebutuhan dengan tabungan yang dimiliki.
Namun lama kelamaan tabungannya habis. Satu-satunya usaha yang bisa dia lakukan adalah menawarkan jasa pemasangan kabel listrik, yang tenu tidak bisa diandalkan mengingat kebijakan lockdown yang berlaku.
" Sejak MCO dimulai, saya belum bisa bekerja, meskipun menerima panggilan untuk menyelesaikan pekerjaan pemasangan kabel di rumah-rumah. Pada awalnya, saya bisa mengumpulkan uang apa pun yang saya tabung, tetapi setelah sekitar satu minggu yang lalu, tabungan saya habis," ungkap Roslan seperti dikutip oleh Liputan6.com dari World of Buzz, Selasa (7/4/2020).
Kealpaan dana yang dialami Roslan sedikit terbantu ketika Ketua Asosiasi Warga Taman Cendana, Shamsul Bahrin Ibrahim, memberikan bantuan berupa beras dan gula. Meski begitu, Roslan belum mampu membeli bahan makanan pendamping.
" Selama empat hari, menu kami hanya terdiri dari nasi atau bubur dengan gula," ujar Roslan.
Untungnya, masyarakat sekitar rumah Roslan kemudian menyadari keadaan tetangganya itu. Mereka kemudian menyumbangkan bahan makanan lain seperti sayuran dan ikan.
Di samping itu, Roslan juga termasuk dalam daftar 3.000 penerima bantuan makanan yang dilakukan oleh supermarket Econsave.
Jangan sampai hal ini terjadi pada keluarga atau orang terdekatmu ya. Yuk saling bantu!