© Kompas.com/ @Himawan
Pandemi corona yang belum juga usai, memaksa beberapa sekolah tetap menerapkan sistem pembelajaran secara online. Sayangnya, tak semua siswa di Indonesia beruntung memiliki smartphone atau laptop yang bisa mendukung proses belajar mengajar satu ini.
Salah satunya siswa bernama Rusli. Siswa kelas 7 SMPN 27 Makasaar ini setiap harinya terpaksa "sekolah sendirian" karena tak memiliki handphone yang mendukung internet. Ia menggunakan laboratorium komputer sekolah demi bisa mengikuti pelajaran.
Melansir dari kompas.com, sudah tiga hari ini Rusli terpaksa " masuk sekolah" sendiri. Dengan berpakaian seragam lengkap, Rusli yang ditemani sang ibu datang ke sekolah.
Protokol kesehatan juga selalu diterapkan Rusli saat " bersekolah" . Ia memakai masker dan mencuci tangan saat memasuki halaman sekolah sebelum pergi ke laboratorium komputer.
Rusli jadi satu-satunya siswa yang terpaksa pergi ke sekolah karena tak memiliki handphone yang bisa mendukung proses belajar online.
" Dia masuk sekolah karena tidak punya HP (handphone). Tidak mampu (beli hp), suami saya hanya kerja sebagai buruh harian," tutur ibunya yang dilansir dari Kompas.
Sebelumnya, Rusli sempat ikut temannya saat mengikuti kelas online. Tapi akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke menggunakan komputer sekolah agar tak kesulitan belajar.
Naston, Kesiswaan dan Humas SMPN 27 Makasaar mengungkapkan bahwa sebelumnya orang tua Rusli sudah melapor ke sekolah tentang kondisi sang anak yang nggak bisa mengikuti kelas online karena terkendala handphone.
Setelah adanya berbagai pertimbangan, akhirnya pihak sekolah mengizinkan siswa kelas 7 ini menggunakan fasilitas sekolah. Rusli sendiri juga termasuk salah satu siswa yang diterima di SMPN 27 Makasaar melalui jalur afirmasi prasejahtera.
Sebenarnya, pihak sekolah sudah mendapat laporan terkait siswa yang bernasib sama dengan Rusli. Namun sampai saat ini hanya Rusli yang berinisiatif datang ke sekolah setelah orangtuanya melapor.
" Ada juga yang mengeluhkan masalah kuota tapi kebijakan pemerintah di pandemi ini tidak bisa ada perkumpulan di sekolah. Jadi kita masih pelajari seberapa banyak yang bisa kita fasilitasi untuk belajar secara daring di sekolah ini. Kalau ada orangtua melapor maka itu yang kita terima," imbuh Naston.
Sebelumnya, kasus yang hampir serupa juga dialami oleh seorang siswa bernama Dimas. Siswa kelas VII SMPN 1 Rembang ini juga terpaksa belajar sendirian di sekolah bersama gurunya karena tak memiliki handphone.
Semangat terus ya buat Rusli! Semoga pandemi ini lekas berlalu.