© 2022 Dpmptsp.cianjurkab.go.id
Tembang yang dikenal jauh sebelum Indonesia merdeka dinamakan mamaos. Menurut info dari laman resmi Kemendikbud, mamaos merupakan seni tradisi yang menggabungkan permainan kecapi dengan pembacaan kisah-kisah adiluhung.
Mulanya, seni yang satu ini sudah ada sejak tahun 1761 di bawah kepemimpinan Dalem Pancatiti atau R.A.A. Wiratanudatar. Kemudian, seni ini mulai berkembang di Cianjur pada tahun 1834, yang diwariskan oleh RAA Kusumaningrat yang merupakan bupati Cianjur pada masa itu.
Dikisahkan Kusumaningrat merupakan seorang yang sangat peduli terhadap mamaos cianjuran. Berkat bantuan saudara-saudaranya, Kusumaningrat disebut mengantarkan mamaos hingga mencapai masa kejayaannya.
Sekira tahun 1862, Dalem Pancatiti wafat dan digantikan oleh anaknya yang bernama Aom Alibasah yang sering disebut juga dengan Dalem Marhum. Sementara itu, pada mulanya, mamaos hanya dinyanyikan oleh kaum pria saja.
Baru pada perempat pertama abad ke-20, mamaos bisa dipelajari oleh kaum perempuan. Terbukti dengan munculnya oara juru mamaos perempuan seperti Rd. Siti Sarah, Rd. Anah Ruhanah, Ibu Imong, Ibu Resna, dan Nyi Mas Saodah.
Lebih lanjut, mamaos sendiri berasal dari berbagai seni sauara Sunda, seperti halnya pantun, beluk (mamaca), degung, serta tembang macapat Jawa, yakni pupuh. Lagu-lagu mamaos yang diambil dari vokal seni pantun dinamakan lagu pantun atau pepantunan.
Atau disebut pula dengan lagu Pajajaran, diambil dari nama keraton Sunda pada masa lampau. Sedang lagu yang berasal dari bahan pupuh disebut dengan tembang.
Jadi, sekali lagi dapat disimpulkan, bahwa tembang yang dikenal jauh sebelum Indonesia merdeka dinamakan dengan mamaos. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, Mamaos sebagai seni tradisi yang sudah diwariskan secara turun temurun harus terus dilestarikan.
Namun sayangnya, menurut info dari laman Republika, seni tradisi Mamaos belakangan minim mendapat dukungan. Baik itu dari pemerintah maupun masyarakat sendiri. Akibatnya, seni tradisi Mamaos disebut hampir punah.
Sementara itu, seorang Pemerhati seni dan budaya Jawa Barat, Hasan, menyampaikan bahwa pemerintah daerah khususnya Pemkab Cianjur kurang memperhatikan Mamaos atau seni sunda Cianjuran lainnya.
" Dulu Pemkab Cianjur, sering mengadakan kegiatan tapi sekarang jarang, sehingga warga banyak yang tidak tahu apa tembang Cianjuran. Pemerintah daerah harus turut melestarikan kesenian asli Cianjur," paparnya, seperti dikutip dari laman Republika.
Tak hanya itu, Mamaos belakangan ini disebut sangat memprihatinkan. Pasalnya, seni tradisi Mamaos hanya dilakukan oleh generasi tua. Nahasnya, bahkan banyak generasi muda di sana yang tak mengetahui tentang seni tradisi Mamaos.
Demikian ulasan jawaban dari pertanyaan Tembang yang Dikenal Jauh Sebelum Indonesia Merdeka Dinamakan yang sudah dihadirkan oleh Diadona. Semoga artikel kali ini bermanfaat. Selamat belajar ya!