© Instagram.com/@bwistory/@mdpictures
Sejak penayangan perdana film KKN di Desa Penari pada 30 April 2022 lalu, nama Alas Gumitir di Banyuwangi terus menjadi perbincangan warganet. Yups, setelah ramainya sebuah utas pada tahun 2009 lalu, Banyuwangi menjadi sorotan mistis terkait dengan kisah mahasiswa KKN yang berujung maut.
Bukan tanpa alasan, nama Alas di gunung Gumitir yang menjadi penghubung antara kota Jember dan Banyuwangi itu memang memiliki sejarah yang cukup misterius dan aroma mistis.
Digadang-gadang, Alas Gumitir menjadi lokasi asli yang menjadi latar kisah sekompok mahasiswa KKN di Desa Penari.
Dugaan Alas Gumitir semakin kuat menjadi lokasi asli KKN di Desa Penari tentu saja didukung oleh beragam cerita masyarakat dan melekat dengan kisah mistis dan sejarah panjang dari nenek moyang.
Dikutip dari akun TikTok @tasya.vayrs dan berbagai sumber pada Senin, (9/5/2022) berikut adalah beberapa ulasan yang menunjukkan fakta dan bukti kuat jika Alas Gunung Gumitir adalah lokasi asli KKN di Desa Penari yang menghebohkan itu.
Sudah menjadi rahasia umum jika terdapat patung selamat datang berupa seorang penari gandrung di Gunung Gumitir.
Bukan hanya sebagai pembatas wilayah, patung gandrung ini juga digunakan sebagai bentuk simbol menyambut tamu yang datang ke Banyuwangi.
Menurut sejarahnya, tari gandrung merupakan tarian yang digunakan untuk menghibur para pekerja VOC pada zaman dahulu.
Sementara fakta lain mengungkapkan jika para panari tersebut ditujukan sebagai persembahan kepada penunggu hutan untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan. Namun, tak sedikit dari mereka yang justru dijadikan tumbal.
Fakta mistis lain mengatakan jika patung Gandrung yang terletak di Gunung Gumitir itu sering kali berubah posisi.
Jika ditelaah dengan seksama, kejadian mistis itu hampir serupa dengan cerita mahasiswa bernama Nur yang melihat seorang perempuan menari di jalan kala ia bersama rombongan KKN masuk desa.
Berdasarkan penelusuran akun TikTok @tasya.vayrs melalui fitur Google Earth, terlihat jelas di tengah hutan Gumitir itu terdapat pemukiman kecil yang didekatnya ada petilasan bernama Maha Resi Markandeya.
Tepat di belakang tapak tilas itu terdapat bangunan yang arahnya berbeda dengan pemukiman arah, bangunan tersebut kemungkinan adalah area kuburan yang merupakan makam anak perempuan yang dijadikan tumbal oleh warga desa.
Hal tersebut sama dengan yang disebutkan penulis bahwa di depan area kuburan terdapat sinden atau mata air tempat dulunya para penari mandi, yang letaknya tak jauh dari tapak tilas.
Selain itu, banyak cerita rakyat yang menyebutkan jika di Gumitir terdapat pasar ghaib yang sebenarnya tidak ada dan hanya bisa dilihat oleh orang-orang tertentu saja.
Hal itu sebagaimana dalam cerita KKN di Desa Penari yang mana Wahyu dan Widya sempat singgah di sebuah tempat yang ramai berkumpul ditemani musik gamelan namun ternyata tidak diketahui ada pemukiman lain atau pasar di desa itu.
Menyusuri kisah simpleman yang menyebutkn lokasi KKN di Desa Penari itu berada di kota B di Jawa Timur, tentu itu mengarah pada Banyuwangi.
Di mana di Banyuwangi hanya ada dua hutan yakni Alas Gumitir dan Alas Purwo. Dan hanya Alas Gumitirlah yang memiliki pemukiman di dalamnya. Selain itu, fakta lain yang menguatkan adalah dengan adanya tempat-tempat yang sama dengan yang dikisahkan dan diyakini sebagai lokasi asli dari kejadian KKN tersebut.