© Donasionline.id
Untuk sebagian orang, hidup memang terlihat begitu kejam dan tidak adil. Mereka harus berusaha lebih keras dari orang-orang lainnya gar bisa bertahan hidup.
Tak sedikit kita melihat banyak anak-anak yang masih di bawah umur sudah hidup tanpa orangtua, bukan? Seperti keempat anak anak ini. Di saat anak-anak lain asik belajar dan bermain, mereka sudah harus memikirkan bagaimana caranya untuk bertahan hidup.
Melansir dari Donasionline.id, Sintia hidup hanya dengan ketiga adiknya. Sang ibu sudah meninggal karena penyakit jantung. Sementara Ayahnya kabur meninggalkan mereka sejak satu tahun yang lalu, lari dari tanggung jawab sebagai kepala keluarga.
Sintia sebagai kakak tertua pun harus menjadi tulang punggung keluarga. Dia berusaha semaksimal mungkin untuk tak membiarkan ketiga adiknya kelaparan. Kepada tetangganya, Sintia pun menawarkan diri sebagai buruh cuci atau sekadar bersih-bersih. Per hari, biasanya Sintia hanya mendapatkan Rp 20 ribu per hari.
Selain menahan kerindungan kepada orangtuanya, Sintia dan ketiga adiknya setiap hari juga menahan lapar di sebuah rumah berukuran kecil. Karena harus bekerja, Sintia pun terpaksa harus putus sekolah demi mencari uang.
Ternyata tak hanya Sintia yang bekerja. Ketiga adiknya pun juga turut membantu. Silvia kadang membantunya mencuci baju. Teguh yang berumur 14 tahun kadang bekerja sebagai kuli. Sekadang adiknya yang paling kecil, Tegar (7 Tahun), begitu semangat sekolah dan bercita-cita sebagai tentara.
Begitu kerasnya perjuangan mereka dalam bertahan hidup. Jika kalian ingin membantu hidup mereka, bisa klik link ini untuk berdomasi, ya!
Terima kasih orang baik!