© Dok. Philip FONG / AFP
Putri Mako dan Kei Komuro akhirnya meninggalkan Jepang untuk memulai hidup baru di Amerika Serikat. Keduanya tiba di Bandara JFK, pada Minggu, 14 November 2021.
Putri Mako dan suami terlihat tiba di bandara usai melewati penerbangan selama 12 jam. Mereka terlihat memakai busana kasual dan mengenakan masker wajah. Melansir dari People, Putri Mako dan suami langsung disambut petugas keamanan yang membuka jalan dan mengawal mereka menuju ke mobil.
BBC mengabarkan jika pasangan baru ini akan tinggal di New York dan menempati sebuah apartemen sewaan. Di kota inilah Kei Komuro disebut-sebut akan bekerja di sebuah firma hukum usai menyelesaikan studinya di jurusan hukum Fordham University.
Kepindahan Putri Mako dan suami ke Amerika Serikat sebenarnya lebih lambat dari perkiraan awal. Penundaan kepindahan ini lantaran keduanya harus menghadiri upacara pemakaman kakek Putri Mako yang meninggal seminggu setelah pernikahan mereka digelar.
Pasangan ini mendaftarkan pernikahannya pada 26 Oktober 2021 lalu. Pernikahan mereka juga digelar tanpa ritual upacara, karena sebagian warga Jepang menentang hubungan tersebut.
Badan Rumah Tangga Kerajaan menyebut bahwa Putri Mako dan suaminya memang tidak ingin menggelar pernikahan secara besar-besaran karena pernikahan mereka tidak didukung banyak orang. Meski demikian, Putri Mako tetap mengambil keputusan untuk menikah dengan Kei Komuro.
" Saya minya maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi dan sangat bersyukur untuk mereka yang terus mendukungku. Bagiku, Kei tidak tergantikan - pernikahan ini adalah pilihan yang penting untuk kami," ujar Putri Mako.
Keputusan yang diambil Putri Mako untuk mempertahankan hubungannya dengan Kei Komuro rupanya membuat ia mengalami masalah kesehatan mental. Sejak tahun 2017, rencananya pernikahannya memang sudah ditentang oleh banyak rakyat.
Akibat tekanan publik yang dialamatkan padanya serta keluarga, Putri Mako kabarnya didiagnosis mengidap PTSD (post-traumatic stress disorder). Kei Komuro menyebut bahwa Putri Mako sempat berada dalam kondisi buruk baik mental maupun fisik, karena tuduhan keliru yang diterimanya.
Tak cukup sampai di situ, keputusannya untuk menikahi Kei Komuro sebagai warga biasa membuatnya harus melepaskan gelarnya usai menikah. Putri Mako bahkan menolak uang lumpsum yang biasanya senilai 1,3 juta dolar AS yang dibayarkan pemerintah Jepang bagi perempuan kerajaaan ketika melepaskan status bangsawan mereka.