© Instagram @lintas_balikpapan
Ojek online alias ojol kini menjadi pekerjaan banyak orang. Sejak kemunculan ojek online di Indonesia khususnya kota-kota besar, banyak aktivitas sehari-hari masyarakat bisa terpenuhi dengan mudah. Salah satunya dengan memesan makanan.
Cukup dengan memesan lewat aplikasi, para ojek online akan membelikan pesanan makanan dan akan mengantarkannya ke rumah si pelanggan. Tapi ternyata ada aja nih oknum pelanggan yang tidak bertanggung jawab.
Beberapa waktu lalu, akun Instagram @lintas_balikpapan mengungkap pengalaman pilu seorang pengemudi ojek online. Ia mendapatkan pesanan pizza di kawasan Kota Balikpapan.
Pria bernama Syamsuddin ini awalnya mendapat pesanan dari pelanggan untuk membeli pizza.
Varian pizza yang dipesan tersebut adalah pizza ukuran 1 meter yang dibanderol dengan harga sekitar Rp 229.000 per kotaknya. Pelanggan yang tertulis dengan nama Amanda itu memesan sebanyak 5 kotak pizza. Total pesanannya pun menjadi hampir Satu Juta Rupiah.
Karena metode pembayaran yang dipilih pelanggan adalah tunai, maka driver ojol itu menggunakan uang pribadinya terlebih dahulu untuk membeli pizza.
Ia sama sekali tidak menyangka bahwa orderan itu rupanya fiktif alias penipuan.
Setelah sudah membayar, ojol tersebut akhirnya driver sampai di rumah pelanggan sesuai dengan aplikasi. Namun, pelanggan itu tidak kunjung menemuinya.
Beberapa saat, betapa terkejutnya sang pengemudi ojek online. Ia justru mendapatkan pesan dari sang pelanggan. Pelanggan tersebut terang-terangan jika dirinya hanyalah menipu.
" Hahaha saya cuma mau nipu hahaha," pesan singkat sang pelaku.
Unggahan tentang driver ojol malang ini ramai ditanggapi netizen. Banyak yang ikut kesal dengan kustomer fiktif tersebut. Selain itu, tak sedikit juga netizen yang ingin membantu dengan membeli pizza tersebut. Tapi, ia memilih untuk menyumbangkan pizza itu ke panti asuhan di Gunung Guntur.
Tak hanya itu, uang kerugian driver ojol itu akhirnya dibayarkan oleh pihak pusat. Kejadian kustomer fiktif tersebut pun sudah dilaporkan ke kepolisian.
" Alhamdulillah kerugian tersebut sudah teratasi setelah berkali-kali menghubungi pihak Gojek Pusat, sebelumnya Gojek pusat tidak mau kembalikan saldonya karna menurut pusat Nominal Biaya sangatlah terlalu besar," ujar Syamsuddin.
Semoga kisah ini jadi pembelajaran ya untuk kita semua agar menggunakan teknologi yang ada secara bijak, guna tidak merugikan orang lain.