© Shutterstock
Apakah kamu pernah mendengar tentang sindrom MRKH? Sindrom yang jarang terjadi ini ditemui pada wanita. Wanita dengan sindrom MRKH punya kelainan bawaan lahir yang membuatnya tidak punya rahim (uterus) seperti wanita umumnya.
Kok bisa ya? Simak penjelasan di bawah ya!
MRKH syndrome atau sindrom MRKH adalah kepanjangan dari sindrom Mayer Rokitansky Kuster Hauser. Ini adalah kelainan bawaan sejak lahir yang terjadi pada sistem reproduksi seorang wanita.
Kondisi ini menyebabkan vagina, leher rahim (serviks), dan rahim tidak berkembang sebagaimana mestinya pada seorang wanita. Bahkan, ada yang tidak punya rahim sama sekali meskipun kondisi alat kelamin dari luar terlihat normal.
Oleh karena itu, wanita yang mengalami sindrom MRKH ini biasanya tidak mengalami menstruasi karena tidak punya rahim.
Melansir National Institute of Health, satu dari 4.500 wanita bisa mengalami sindrom MRKH. Itulah mengapa sindrom ini tergolong langka dan jarang sekali ditemui. Dari segi kromosom atau kondisi genetik, wanita dengan sindrom MRKH punya pola kromosom yang normal untuk perempuan, yaitu 46 sepasang kromosom XX.
Kondisi indung telur di dalam tubuhnya juga tetap bisa berfungsi dengan normal.
Ada dua jenis sindrom MRKH, yaitu sebagai berikut.
Sebenarnya, penyebab sindrom MRKH belum diketahui secara pasti. Perubahan pada gen tertentu saat bayi masih dalam kandungan diduga kuat sebagai pemicu terjadinya sindrom ini.
Meski begitu, diketahui bahwa kelainan reproduksi sindrom MRKH ini terjadi karena saluran Mullerianus yang seharusnya terbentuk sejak masa awal kehamilan, tetapi tidak terbentuk dengan normal. Padahal, saluran ini adalah bagian awal terbentuknya rahim, saluran tuba falopi, leher rahim, dan bagian atas vagina.
Beberapa jaringan dan organ lain, seperti ginjal, pun tumbuh dari saluran yang sama.
Penyebab tidak terbentuknya saluran Mullerianus tersebut masih didalami oleh para peneliti.
Ciri-ciri wanita yang tidak punya rahim yang sempurna biasanya akan semakin jelas terlihat pada masa pubertas, antara usia 15 atau 16 tahun. Kondisi ini ditandai dengan tidak terjadinya menstruasi.
Sebelum itu, biasanya tidak ada ciri-ciri yang mencurigakan atau mengkhawatirkan. Seorang anak perempuan tidak akan merasakan gejala lain, seperti rasa sakit atau perdarahan.
Kondisi fisik lainnya, seperti payudara dan rambut kemaluan, pun tetap tumbuh seperti remaja lainnya. Ini karena indung telur (ovarium) tetap menghasilkan hormon wanita yang memicu pertumbuhan tersebut.
Namun, pada beberapa wanita, sindrom ini juga bisa menyebabkan kesulitan saat berhubungan seksual.
Untuk penanganan lebih lanjut, disarankan untuk ke dokter. Biasanya, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan terlebih dahulu, mulai dari tahap awal sampai pemeriksaan lebih lanjut.
Semoga informasi ini bermanfaat!