© Shutterstock
Istilah mager alias malas gerak memang populer di kalangan kaum muda. Gak hanya orang dewasa, terkadang anak juga bisa malas gerak. Namun, hal ini bisa berdampak negatif pada si kecil.
Dilansir dari laman cnnindonesia.com (16/11), ada beberapa dampak negatif dari malas gerak pada anak yang perlu ibu waspadai. WHO yaitu Organisasi Kesehatan Dunia, mengatakan bahwa anak-anak setidaknya perlu beraktivitas selama 60 menit tiap hari dengan intensitas yang tinggi.
Indonesia sendiri mendapatkan nilai yang buruk dalam hal menjaga kebugaran jasmani anak. Indonesia dinilai lemah dan memperoleh nilai F dari dunia. Ini yang perlu jadi perhatian para orang tua.
Agus Mahendra yang merupakan Country Leader Active Healthy Kids Indonesia, menerangkan beberapa dampak negatif pada anak yang jarang atau malas gerak. Dampak itu pun sifatnya bisa sampai jangka panjang.
Fisik anak bakal turun dipengaruhi dengan aktivitas jasmani anak yang rendah. Kondisi seperti ini pun bisa mempengaruhi pertumbuhan anak sehingga tak bisa optimal. Sebaliknya kalau anak makin rajin beraktivitas, maka ini bisa membantu pertumbuhan fisiknya.
Saat anak malas bergerak, hal ini rupanya juga bisa berpengaruh terhadap perkembangan otak anak. Selain itu, beberapa penelitian mengungkapkan kalau aktivitas fisik bisa membantu mengembangkan otak si kecil.
Gula darah bakal bertambah saat anak selesai makan. Bila gula darah di dalam tubuh tidak diturunkan, insulin akan mulai kehilangan fungsinya. Hal ini pun bisa menyebabkan anak rentan mengalami diabetes. Salah satu cara untuk menurunkan kadar gula darah di dalam tubuh yaitu dengan aktif bergerak dan tidak mager.