© Shutterstock.com
Anak balita biasanya masih sangat bergantung pada orang tua mereka dalam berbagai hal. Tentu hal ini wajar terjadi karena mereka masih belum bisa melakukan banyak hal dan membutuhkan bantuan kita.
Meski begitu, bukan berarti balita nggak bisa mengalami stres. Sama seperti orang dewasa, ternyata balita bisa mengalami kecemasan dan menunjukkannya dengan cara yang berbeda-beda.
Seringkali kita sebagai orang tua mengalami kesulitan untuk memahami tanda bahwa balita sedang stres. Padahal perubahan kecil yang mereka tunjukkan bisa menjadi tanda yang penting untuk diperhatikan.
Hal itu tentu wajar karena umumnya balita belum punya kemampuan untuk menjelaskan perasaan mereka. Untuk itu, dilansir dari Verywellfamily.com, berikut beberapa tanda balita mengalami stres dan cara mengatasinya.
" Kelekatan" yang ekstrim merupakan keterikatan yang secara naluri dimiliki oleh balita saat mereka gelisah. Hal ini biasanya terjadi saat mereka mengalami perubahan besar dalam keluarga atau saat harus mengubah kebiasaan, seperti melepaskan botol.
Kemungkinan besar anak akan bergantung pada sesuatu, biasanya orangtuanya, ketika melihat sekitarnya berubah. Untuk membantunya, kita bisa menawarkan benda lain untuk dia bawa ke mana-mana.
Kita bisa memberikan objek cinta atau kenyamanan khusus yang akan memberi si kecil rasa aman. Selain itu, berikan waktu yang lebih lama bagi anak untuk beradaptasi agar mereka bisa menyesuaikan dengan lingkungannya.
Balita yang nggak bisa menjelaskan perasaan mereka mungkin mulai menunjukkan perilaku lain sebagai tanda bahwa ada sesuatu yang salah. Salah satunya bisa jadi adalah masalah tidur.
Anak-anak yang stres mungkin mulai mengalami susah tidur hingga mimpi buruk. Untuk mengatasinya, kita nggak boleh membangunkan anak selama tidur.
Sebaiknya, pastikan anak dalam keadaan yang aman. Kita bisa duduk di sampingnya dan dengan lembut menenangkan anak sampai dia kembali rileks.
Perubahan perilaku adalah tanda umum dari stres di masa kanak-kanak. Anak yang sudah melepas botol mungkin mulai bertingkal laku seperti bayi lagi saat mengalami stres.
Perubahan besar, terutama rasa kehilangan atau adanya kelahiran adik baru, bisa memicu kecemasan dan reaksi semacam ini pada balita. Singkatnya, tekanan untuk bertingkah seperti anak yang lebih besar bisa membuat si kecil merasa ingin kembali ke tahap awal perkembangannya saat semua lebih mudah dan aman.
Hal ini mungkin membuat beberapa orang tua jadi frustasi, namun jangan mengkritit anak saat mereka bertindak kekanakan. Sebaliknya, buat dia bersemangan untuk melakukan hal-hal besar dengan melibatkannya saat mengurus adik.
Semoga informasi ini bisa membantu ya, Moms!