© Parentmap.com
Tidak hanya orang dewasa saja, namun anak-anak juga bisa mengalami stres dan depresi. Anak-anak mengalami stres dan depresi dengan cara yang sama seperti saat orang dewasa mengalaminya.
Tinggal di lingkungan yang tidak sehat membuat anak mengalami lebih banyak kecemasan. Dalam hal ini, lingkungan sehat bukan hanya sekedar tentang keadaan yang bersih. Lebih jauh lagi, lingkungan sehat adalah tentang bagaimana setiap orang dalam lingkungan tersebut bersikap.
Hubungan orangtua bisa menjadi salah satu hal yang menentukan lingkungan sehat bagi anak. Jika orangtua berada dalam hubungan yang 'toxic' maka hal itu akan berbahaya bagi kehidupan anak saat ini hingga masa depan.
Dilansir dari Bright Side, berikut beberapa alasan yang menunjukkan bahwa hubungan 'toxic' dalam rumah tangga bisa memberikan dampak buruk pada anak.
Dalam hubungan rumah tangga yang 'toxic', kamu mungkin tidak sengaja mengungkapkan kebencian pada pasanganmu. Hal ini dapat dilihat oleh anak dan bisa membuatmu menunjukkan cara yang salah dalam menjalani kehidupan keluarga. Sebuah penelitian menunjukkan, jika kamu tidak bisa mengendalikan emosimu maka akan mengganggu kesehatan fisik anak. Sebaiknya kamu berusaha untuk mengendalikan perasaanmu jika anak ada di dekatmu saat kamu sedang bertengkar dengan pasangan.
Saat kamu bertengkar dengan pasangan, sebenarnya bukan hanya dirimu saja yang merasa tertekan dan hancur tetapi anak juga merasakan hal yang sama. Dalam hubungan 'toxic', anak-anak menjadi korban dan dapat memiliki pengalaman emosional yang buruk. Sebaiknya kamu mulai mencoba menenangkan diri agar kamu bisa mengontrol apa yang akan kamu ungkapkan dan lakukan. Jangan sampai anak menjadi korban dari pertengkaran yang tidak dipahaminya.
Menjalani kehidupan dalam hubungan yang 'toxic' membuat keluargamu harus menghadapi banyak masa sulit. Hal itu bisa membuat anak merasa kehilangan keluarganya. Banyak kasus yang menunjukkan bahwa anak sering merasa bersalah atas pertengkaran yang terjadi di antara orangtuanya. Dia mungkin akan mulai mencari cara untuk mendapat perhatian kalian dengan menangis, berteriak, atau menolak untuk melakukan sesuatu. Saat menghadapai hal ini sebaiknya kamu mengatakan padanya bahwa pertengkaran yang terjadi bukanlah kesalahannya. Hal sederhana ini bisa mengurangi beban yang dirasakan anak.
Sebagai orangtua, kita tidak boleh mengabaikan perasaan negatif yang dirasakan anak. Hidup di lingkungan rumah tangga 'toxic' bisa memungkinkan anak untuk bertindak agresif atau tiba-tiba menjadi terlalu sensitif. Hal ini bisa dipicu oleh pemikiran anak yang menganggap bahwa perasaannya tidak pernah dianggap penting. Untuk mengatasinya sebaiknya kamu mendorong anak untuk mengekspresikan perasaan mereka melalui cerita, gambar, dan permainan.