© Shutterstock.com
Banyak orang tua mengidentifikasi konflik saudara kandung sebagai masalah paling umum dalam keluarga mereka. Moms pasti sering dong pusing karena mendengar dan melihat pertengkaran anak-anak?
Meski pertengkaran adalah hal yang wajar dan kerap terjadi, bahkan selalu terjadi dalam sebuah keluarga, namun kebanyakan orang tua tidak tahu dengan jelas tentang bagaiamana cara terbaik untuk mengatasi masalah ini.
Dikutip dari psychologytoday.com, sebuah penelitian telah menemukan bahwa adik dan kakak (saudara kandung) berkelahi hingga delapan kali per jam lho, Moms.
Selain itu, 70 persen keluarga melaporkan kekerasan fisik di antara adik dan kakak menjadikan kekerasan saudara kandung sebagai bentuk kekerasan yang paling umum dalam sebuah keluarga.
Lalu apa yang bisa Moms lakukan sebagai orang tua?
Tips berikut ini dapat membantu mengurangi pertengkaran antara saudara kandung, dan pada akhirnya meningkatkan hubungan adik dan kakak. Simak ulasan berikut:
Penelitian menunjukkan bahwa, ketika Moms lebih menyukai anak yang lebih kecil (seperti yang cenderung dilakukan orang tua ketika mengarahkan konflik saudara kandung), anak-anak mereka cenderung lebih jarang berinteraksi satu sama lain.
Pendekatan konflik dengan asumsi yang terbaik dari kedua anak yang terlibat (misalnya, mengatakan, ‘Apa yang terjadi di sini?’ daripada, ‘Apakah kamu menyakiti adikmu lagi?).
Ajari adik dan kakak tentang bagaimana mengidentifikasi emosi mereka sendiri dan emosi saudara kandungnya. Setelah itu, ajari anak-anak tentang bagaimana mereka bisa mengembangkan strategi koping untuk mengatur emosi mereka (menarik napas dalam-dalam, pergi ke ruang " tenang" , meminta bantuan orang tua, dll.).
Moms juga harus dengan sabar mengajarkan mereka tentang bagaimana caranya melatih keterampilan ini saat anak tenang daripada saat konflik!
Secara khusus, Moms bisa mulai mengajari anak cara meminta saudaranya bermain, cara menerima atau menolak tawaran saudara untuk bermain, dan cara melihat situasi dari sudut pandang saudaranya.
Moms bisa membantu anak-anak yang terlibat pertengkaran dengan adik atau kakaknya dengan mendengarkan mereka dari sudut pandang orang lain. Moms juga bisa mengajari mereka belajar tentang bagaimana menyelesaikan konflik mereka sendiri (yaitu, tanpa bantuan orang tua).
Mengajari anak-anak tentang bagaimana menjelaskan perspektif mereka sendiri, pemecahan masalah, dan kompromi. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak lebih mungkin untuk menyelesaikan konflik ketika orang tua campur tangan sampai batas tertentu. Ketika dibiarkan sendiri, saudara yang lebih tua cenderung ‘menang’ tanpa salah satu anak belajar bagaimana berkompromi.
Penelitian menunjukkan bahwa ketika orang tua dan anak-anak terlibat dalam memecahkan masalah, anak-anak memperoleh keterampilan penting yang akan memungkinkan mereka untuk menyelesaikan konflik mereka sendiri di masa depan.