© 2020 Https://www.diadona.id/unsplash.com
Memiliki anak sehat dan aktif adalah keinginan semua orang tua. Bahkan, orang tua juga mendaftarkan anak mereka untuk mengikuti kegiatan olahraga di luar sekolah seperti beladiri, sepak bola, basket, renang, badminton, atau olahraga lainnya. Hal ini untuk meningkatkan minat dan bakat si kecil sekaligus menyehatkan fisik mereka.
Namun, kita terkadang tidak mengetahui bahwa sebenarnya ada dampak cedera serius yang diakibatkan oleh kegiatan olahraga fisik di usia dini. Masalah yang paling umum dihadapi orang tua adalah cedera yang disebabkan oleh penggunaan otot, tendon yang sama, dan ligamen secara berulang-ulang.
Kepala Kedokteran Olahraga Perawatan Primar di New York University Langone Health, Denis Cardone mengatakan ketika lempeng tulang masih dalam masa pertumbuhan, bagian ini adalah bagian yang masih rawan dan rentan cedera. "Ketika cedera di bagian lutut atau tumit, mereka akan mendapatkan rasa sakit yang luar biasa dimana hal ini bisa saja kambuh lagi saat usia dewasa.
Oleh karena itu, pelindung siku, dan lutut perlu diberikan sebelum mereka berlatih olahraga. Selain itu, dilansir dari parents.com, beberapa hal ini juga bisa kamu lakukan untuk melindungi buah hatimu dari cedera yang parah saat berolahraga.
1. Jangan mengkhususkan anak dalam satu olahraga saja
Mungkin anak kamu berbakat dalam satu hal seperti sepak bola, atau bola basket. Namun, terlalu berkonsentrasi pada satu aktivitas secara berulang di usia dini akan menyebabkan kejenuhan. Melakukan satu olahraga saja juga menghambat koordinasi dan pengembangan saraf karena anak tidak memiliki kesempatan untuk menggunakan beberapa otot dengan cara yang berbeda.
Adapun waktu yang aman untuk mengkhususkan satu olahraga. Yaitu setela mencapai masa pubertas antara usia 15 hingga 17 tahun. Namun, jika kamu ingin anak kamu berada di bidang tertentu mulai dini, kamu bisa mengatur waktu yakni melakukan kegiatan itu hanya tiga bulan selama satu tahun. Istirahat tidak hanya melindungi anak dari cedera, tetapi juga dapat mencegah stres dan kelelahan mental.
2. Periksa pelatih dan program latihan
Banyak program kadet atau anak anak dipimpin oleh orang tua yang bermaksud baik yang tidak perlu memiliki keahlian dalam cara melatih. Sebelum mendaftarkan anak untuk tim tertentu, tanyakan sekitar. Pelatih yang baik, yang peduli dengan semua peserta dan memberikan perhatian yang sama kepada setiap anak. Biasanya anak-anak akan sering mengalami cedera dalam program yang sebagian besar berfokus pada kemenangan daripada mengajarkan permainan dan bersenang-senang.
3. Minta waktu istirahat beberapa kali dalam seminggu
Tubuh membutuhkan waktu untuk beradaptasi dalam latihan, terutama tubuh yang masih berkembang. Terkadang anak bisa cedera karena mereka kurang tidur. Mereka tidak menyeimbangkan gizi dengan waktu istirahat. Pastikan anak-anak minum cukup air, makan sehat dan bergizi dan yang utama adalah cukup tidur.
4. Ajarkan pemanasan yang tepat
Salah satu masalah yang umum untuk atlet kadet adalah cedera ACL. Cedera ini bisa mengistirahatkan anak hingga sembilan bulan serta meningkatkan risiko radang sendi di kemudian hari.
Hal yang perlu dilakukan adalah pemanasan. Pastikan pemanasan dilakukan selama 10 hingga 15 menit sebelum berlatih.
5. Pastikan si anak senang dengan apa yang dilakukannya
Ketika anak mulai jenuh dan tidak ingin berlatih, ini bisa menjadi tanda bahwa tekanan terlalu tinggi, tuntutan fisik terlalu banyak atau hal lainnya. Dr Pandya mengatakan ketika anak-anak melihat olahraga sebagai tugas dan bukan lagi hal yang menyenangkan, ini mulai tidak benar. Kamu harus memastikan kalau anak-anak benar-benar ingin melakukan olahraga, dan bukan karena tuntutan apapun.