© Shutterstock.com
Pendekatan dalam mengasuh anak dapat memiliki dampak yang signifikan pada perkembangan mereka. Dua pendekatan yang cukup banya digunakan adalah parenting mandiri dan otoriter.
Meskipun keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu membimbing anak menuju kemandirian dan kesuksesan, metode dan filosofi di balik keduanya berbeda secara fundamental. Berikut ini beberapa perbedaan antara keduanya.
© shutterstock.com/tawan75
Parenting Mandiri: Orang tua yang menerapkan pendekatan ini cenderung memberikan ajaran dan dukungan yang memadai kepada anak-anak mereka. Mereka mendorong anak-anak untuk mengambil keputusan sendiri dan memikul tanggung jawab atas tindakan anak.
Parenting Otoriter: Sebaliknya, pendekatan otoriter cenderung didasarkan pada kontrol dan perintah yang ketat. Orang tua mengontrol setiap aspek kehidupan anak, membatasi kebebasan dan inisiatif anak.
© https://www.PositiveParentingSolutions.com
Parenting Mandiri: Komunikasi terbuka dan empati ditekankan dalam parenting mandiri. Orang tua memberikan waktu untuk mendengarkan pandangan dan perasaan anak-anak mereka, memberikan dukungan, dan mendorong dialog yang sehat.
Parenting Otoriter: Di sisi lain, komunikasi dalam parenting otoriter sering kali satu arah. Orang tua memerintah dan anak-anak diharapkan untuk menuruti tanpa bertanya atau berbicara.
© shutterstock.com/g/Rawpixel
Parenting Mandiri: Tujuan utama parenting mandiri adalah mengembangkan kemandirian dan kepercayaan diri anak-anak. Mereka diajarkan untuk mengatasi tantangan, mengambil risiko yang sesuai, dan belajar dari kegagalan.
Parenting Otoriter: Di sisi lain, anak-anak yang diasuh secara otoriter mungkin cenderung kurang percaya diri karena mereka tidak memiliki kesempatan untuk membuat keputusan sendiri atau menghadapi konsekuensi dari tindakan mereka.
© timesofindia.indiatimes.com
Parenting Mandiri: Penghargaan dan disiplin dalam parenting mandiri cenderung bersifat adil dan berdasarkan pada pemahaman atas perilaku anak. Anak-anak diberi penghargaan atas prestasi mereka dan mendapat arahan jelas ketika mereka melakukan kesalahan.
Parenting Otoriter: Di sisi lain, pendekatan otoriter cenderung menggunakan hukuman dan penghargaan secara sewenang-wenang, sering kali tanpa penjelasan atau dasar yang jelas.
© shutterstock.com/g/stockbroker
Parenting Mandiri: Anak-anak yang diasuh dengan pendekatan mandiri sering kali memiliki tingkat empati dan keterampilan sosial yang lebih baik karena mereka diajarkan untuk memahami dan menghargai pandangan orang lain.
Parenting Otoriter: Di sisi lain, anak-anak yang diasuh secara otoriter mungkin kurang mampu memahami dan berempati terhadap orang lain karena fokus utama mereka adalah mematuhi perintah.
© Shutterstock
Pilihan metode pengasuhan dapat memiliki dampak jangka panjang pada kesejahteraan dan perkembangan anak-anak. Ini bisa berpengaruh pada bagaimana cara mereka menjalani hidupnya.
Parenting mandiri cenderung menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan yang sehat dan kemandirian anak, sementara pendekatan otoriter dapat menghambat perkembangan sosial, emosional, dan kognitif mereka.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami perbedaan antara kedua pendekatan ini dan memilih metode yang sesuai dengan nilai-nilai dan tujuan keluarga. Kalau menurut Mom dan Dad, mana nih yang lebih baik?