© Fimela.com
Sebelum meledaknya kasus COVID-19, kita tentunya masih ingat dong dengan kasus bullying yang menggemparkan di Indonesia. Yap, salah satunya adalah kasus bullying di Thamrin City pada Juli tahun lalu. Sekelompok remaja SMP yang melakukan tindak kekeraan terhadap salah satu teman di dalam kelas dengan tidak hormat telah beredar videonya dan menuai banyak komentar dari netizen. Sungguh miris bukan bagaimana dampaknya Moms, jika anak kita dikelilingi oleh orang-orang toxic?
Tapi Moms, pernah nggak sih berfikir bahwa konotasi toxic itu sebenarnya bukan hanya dari lingkungan luar seperti kasus bullying di sekolah, loh. Malah, lingkungan keluarga bisa banget berpotensi buat bikin toxic yang sangat berbahaya tanpa kita sadari. Parahnya lagi, toxic yang terjadi bermula dari kita sebagai orang tua dengan hal-hal kecil yang umumnya sering kita lakukan tanpa disadari. Duh, bikin miris dan sangat disayangkan Moms. Segera ketahui, kenali ciri-ciri dan dampak orang tua toxing bagi tumbuh kembang sang anak berikut ini.
Sang anak membeli sabun di warung atas perintah dari kita sebagai orang tua. Tapi, sabun yang dia beli salah. Moms merasa sebal dan memarahinya. Nggak ada ucapan terima kasih meskipun tugas yang kita berikan belum bisa dikerjakan dengan benar.
Ini termasuk toxic parent loh Mom. Dampak yang dirasakan sang anak adalah dia merasa tidak akan berguna. Semua yang dikerjakannya akan sia-sia. Hingga, terbentuklah kharakter pesimis dan parahnya itu akan permanen sampai dia dewasa. Miris nggak sih? Padahal, kita bisa memberikan sedikit pujian di awal dan menyisipkan kata pembenaran akan benda yang seharusnya dibeli.
Nggak hanya orang dewasa saja yang tidak terima direndahkan, sang anak pun demikian Moms. Apalagi yang merendahkan mereka adalah kita sendiri sebagai orang tua yang selama ini dekat dan seharusnya menjadi panutan. Nggak perlu bingung mencari contoh, mungkin dari kita tanpa sengaja pernah melakukan guyonan dan membawa-bawa fisik sang anak. Apalagi itu didengar serta dipertontonkan di depan orang banyak.
Jangan meremehkan hal ini ya Moms. Meskipun terkesan berlebihan tapi ini sangat penting untuk tumbuh kembang sang anak loh. Nah, dampaknya sang anak nanti akan sangat mudah juga merendahkan orang lain Moms. Bahkan dia tidak akan respect dengan lingkungan sekitar serta menjadi pribadi introvert.
" Dek jangan nangis, diam nggak?"
Pernah dong tentunya mengutarakan kalimat ini untuk anak. Yap, kita melarangnya untuk menangis karena mungkin kita malu, apalagi sang anak menangis di tempat umum.
Tapi, perlu diketahui bahwa menangis adalah salah satu cara mengutarakan isi hati dalam mengomunikasikan keinginannya. Kita nggak perlu melarang menangis Moms, cukup berikan pemahaman kepada sang anak bahwa menangis adalah hal yang tidak baik.
Nah, dampaknya apa dong saat kita melarang sang anak menangis? Yap, hal ini akan sangat berdampak dengan bagaimana cara sang anak menyampaikan berbagai emosi negatif. Karena setiap orang pastinya membutuhkan hal ini Moms. Sang anak akan sulit untuk mengontrol emosinya kelak.
Pernah dong pastinya sang anak bertanya tentang sesuatu hal yang mungkin ada dari pertanyaan random itu tidak kita ketahui jawabannya. Gampangnya, orang tua toxic tentu memilih cara mengarang bebas dong agar pertanyaan-pertanyaan itu segera terjawab dan dia bisa diam segera. Ingat, kita bukan pengarang novel, tapi kita adalah orang tua yang memiliki tugas sangat kompleks dalam hal membentuk kharakter positif anak selama masa tumbuh kembangnya.
Jika Moms melakukan hal ini terus menerus, hal itu akan berdampak pada jalan fikir serta logika yang dimiliki anak jadi kurang tajam. Sang anak dipaksa untuk percaya pada kebohongan yang kita karang bebas. Parahnya, sang anak nanti akan memilih berbohong untuk alasan gampangnya. Sangat disayangkan bukan, Moms?
Jika ingin dihormati, bukan dengan membuat lingkungan mencekam di rumah ya Moms. Jangan sampai sang anak akan senang ketika orang tua tidak ada di rumah, dan akan bahagia ketika orang tua bekerja.
Hal ini berdampak pada sang anak yang tidak bisa belajar kepemimpinan yang baik. Hingga dia kelak dewasa, akan menjadi pribadi yang bossy dan dibenci olah bawahannya.
Mom, yuk mulai sekarang kita lebih berati-hati dalam bersikap dan memperlkukan sang anak. Jangan sampai kita menjadi toxic parent tanpa kita sadari.