© 2021 Https://www.momtastic.com
Dalam kehidupan umat manusia adalah seorang yang sempurna, dermawan, penuh kebijaksanaan, dan kebaikan bak malaikat yang diturunkan Tuhan untuk cucu-cucunya. Namun tidak menutup kemungkinan juga jika nenek bisa bertindak sebagai seperti penyihir yang jahat kepada cucu-cucunya.
Seperti Hansel and Gretel, benarkah nenek bisa menjadi sosok yang jahat dan dapat bersikap buruk kepada cucu mereka?
Mungkin Moms juga berpikir jika nenek narsistik bisa menjadi agen yang cukup berbahaya untuk cucunya. Lantas tindakan nenek seperti apa yang bisa membahayakan hidup dan masa depan cucunya?
Dilansir dari laman toxicties.com, berikut ada beberapa hal terkait dengan ciri-ciri yang bisa Moms tandai yang memungkinkan jika nenek bisa menjadi agen berbahaya untuk anak-anak di rumah.
Mari kita lihat secara spesifik hal-hal apa saja yang bisa dilakukan oleh nenek narsistik untuk menyakiti anak-anak Moms dan Daddy.
Ketika cucu masih kecil, nenek terlihat seperti orang tua paling sempurna yang penuh perhatian, cinta, dan kasih sayang. Setelah cucu mulai bertumbuh dewasa, nenek akan mulai menunjukkan ketegasan dan individualitas mereka dengan memberi hukuman atau hal sebagainya.
Bergantung pada seberapa jauh tindakan cucunya yang menyimpang dari standar perilaku yang ditetapkannya, nenek narsisme akan menghukum mereka secara diam-diam atau bahkan terang-terangan.
Nenek mungkin juga akan menunjukkan kemarahannya secara pasif-agresif. Nenek akan menghindari cucunya untuk waktu yang cukup lama, memberikan kritikan tajam, atau bahkan membandingkan buah hati Moms dengan anak-anak yang lain.
Sebuah penelitian yang ditetapkan, anak-anak yang sering mengalami ledakan kemaran akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih agresif dan depresi. “ Kemarahan memiliki cara merusak kemampuan anak untuk beradaptasi dengan dunia,” terang psikolog Matthew McKay, Ph.D.
Cucu yang manis, polos, dan masih lugu menjadi sasaran empuk bagi seorang nenek narsistik. Hal ini juga terjadi karena rasa cinta yang begitu besar dari cucu kepada nenek mereka.
Ikatan yang terjalin antara kakek, nenek, dan cucunya terkadang melampaui batasan hidup dan mati. Bahkan jika neneknya manipulative, kasar, suka mengontrol, bahkan bersikap angkuh dan sombong, cucunya tetap akan memuja mereka lho. Hal ini yang menjadi sumber narsistik yangbsempurna untuk sang nenek.
Pasokan narsistik adalah kebutuhan dasar narsis akan bentuk perhatian dan kekaguman. Pasokan ini akan terus mereka dapatkan jika cucunya masih mencintai mereka.
Sesuai dengan sifatnya, nenek narsistik akan memilih satu cucu di antara yang lain dan kemudian menobatkannya sebagai favoritnya. Memilih satu cucu sebagai anak emasnya akan diproyeksikan sebagai ambisinya.
Nenek yang demikian akan membuat cucunya untuk menipu dirinya sendiri dan menjadikannya sebagai cerminan kebesarannya.
Lantas, bagaiman bisa nenek yang seperti ini bisa menyakiti anak-anak? Begini, nenek yang pilih kasih akan membuat perselisihan antara saudara kandung dan antar sepupu.
Nenek akan membuat satu anak dari yang lain seperti kambing hitam. Pada umumnya mereka merasa sangat buruk sehingga tidak berhak untuk mendapatkanc cinta, kepedulian, dan kasih sayang yang layak dari nenek mereka.
Nenk narsistik pada umumnya akan memberikan tekanan cukup berat pada ‘cucu emasnya’ untuk memenuhi kenarsisan harapan yang terlalu tinggi.
Nenek yang kerap mengucapkan kata-kata kasar, buruk, berteriak, atau bahkan melontarkan kalimat pelecehan menjadi salah satu tanda narsistik seorang ennek. Kepribadian narsistik ini akan terus berkembang yang akan meruntuhkan diri mereka sendiri.
Bagaimana bisa pelecehan secara verbal bisa menyakiti anak?
Pelecahan verbal yang diterima oleh anak-anak secara terus-menerus akan merusak kepercayaan diri, kesejahteraan, pertumbuhan, dan perkembangan anak lho, Moms.
Seorang nenek narsistik mungkin akan menganggap hal-hal yang diucapkan itu seperti lelucon yang akan mengikis harapan, harga diri, bahkan jati diri anak-anak.
Tidak hanya ada nenek yang kasar secara verbal. Nenek yang kasar secara fisik seperti melakukan tindak kekerasan seperti memukul, menampar, mencubit, mendorong, atau bahkan sampai melempari anak-anak dengan benda adalah bentuk intimidasi yang tidak boleh dilakukan.
Seorang nenek narsistik mungkin akan membuat anak-anak mengalami kekerasan fisik. Kebanyakan hal ini terjadi secara tersembunyi dan sangat sulit untuk dindari.
Beberapa penelitian bahkan mengatakan jika disiplin secara fisik tidak hanya efekti, tetapi juga menyebabkan kerusakan emosional dan psikologis yang besar pada korban.