© Kultkid.com
Siapa yang nggak kenal dengan sederet nama-nama anak selebriti hingga selebgram seperti Gempi, Rafathar, Sekala, Xabiru, dan lainnya?
Nama anak-anak ini wajahnya sering nongol di media sosial milik orang tua mereka dan banyak mendapatkan respon dari warganet. Lama kelamaan konten anak-anak ini menjadi hal yang ditunggu oleh banyak orang. Bahkan mungkin lebih dinantikan daripada konten orangtuanya sendiri.
Besarnya respon yang anak-anak lucu ini dapatkan membuka peluang baru di dunia media sosial. Ketenaran mereka membuat banyak produk anak mulai berdatangan untuk melakukan endorse. Hal ini tentu bisa sangat menguntungkan bagi para orang tua.
View this post on Instagram
Melihat hal itu, para ibu mungkin berpikir bisa melakukan hal yang sama pada anak mereka. Kelihatannya memang sangat menyenangkan bisa mendapatkan barang secara gratis karena kelucuan anak mereka. Tetapi kamu juga harus mengetahui efek berbahaya yang bisa muncul saat mengubah anakmu menjadi selebgram.
Dilansir dari BBC, Dr. Elizabeth Milovidov, seorang konsultan di eSafety, menyampaikan meskipun anak bisa memberikan keuntungan secara finansial saat menjadi influencer, tapi orang tua harus tetap berhati-hati dengan hal itu. Orang tua perlu waspada dengan efek dari memfoto anak secara terus menerus yang bisa berdampak pada kesehatan mental, fisik, dan emosional anak. Selain itu orang tua juga harus lebih peka tentang masalah privasi anak.
Milovidov mengatakan bahwa dia sering menemukan kasus di mana anak sebenarnya tidak menginginkan identitas online yang dibuat oleh orang tua mereka. Selanjutnya dia juga banyak menemukan kasus seperti bully dan pencurian identitas anak. Dia menyarankan sebaiknya orang tua bisa mengontrol akun media sosial milik anak dan menentukan pose atau kegiatan mana yang pantas dibagikan melalui media sosial.
Lebih lanjut, Milovidov juga berharap orang tua memblokir dan melaporkan komentar buruk tentang anak. Jika anak mereka kebetukan memegang akunnya sendiri maka mereka harus membimbing anak untuk menggunakan media sosial secara bertanggung jawab. Tetapi jika orang tua yang memegang akun media sosial milik anak, sebaiknya mereka lebih memahami batasan informasi yang disebarkan.