© 2020 Https://www.Truthout.com
Sebagai orang tua, perkembangan fisik dan psikis yang baik pada anak tentu adalah hal yang utama, dan selalu akan dijaga.
Melihat anak tumbuh dengan baik dan aktif seakan membuat hati lebih berbunga-bunga dan tenang. Sebagai anak kecil pun, rasanya tak kan ada masalah pelik yang ia temui, layaknya masalah yang dihadapi orang dewasa kebanyakan. Namun paradigma ini lah yang ternyata sedikit keliru, karena menurut yang dilansir dari Psychology Today, anak-anak pun bisa mengalami bipolar. Pembahasan detailnya dapat Mama baca di bawah ini.
Kepribadian Ganda atau juga disebut sebagai bipolar adalah kondisi saat seseorang memiliki dua atau lebih kepribadian. Satu kepribadian bisa lebih mendominasi yang lain, dan hal ini akan memengaruhi kejiwaan anak. Gangguan Disosiatif Identitas, begitu hal ini disebut dalam ilmu psikologi.
Orang dengan bipolar biasanya tidak bisa menguasai dirinya, mereka kerap mengasosiasikan dirinya dengan sesuatu, serta ia tak bisa mengingat apa yang telah ia lakukan, saat ia tak bisa mengendalikan diri.
Biasanya hal ini akan dapat dilihat dengan mudah, karena cirinya yang khas;
a. Emosi Berubah dengan Cepat. Perubahan cepat maksudnya, saat ini ia bersikap A, namun beberapa saat kemudian, ia langsung berubah sikap menjadi B, tanpa ada sikap A yang tersisa. Namun, banyak orang menganggap hal ini adalah kasus kerasukan makhluk halus.
b. Tak Ingat Waktu. Mereka tak dapat mengingat waktu saat sebuah kepribadian muncul. Anak dengan bipolar sulit mengingat masa lalu, atau menerka masa yang akan datang, karena masa ini pun adalah hal yang menentu untuknya.
c. Mengalami Masalah Sosial. Mempunyai kepribadian yang kerap berubah, serta tak dapat mengingat lagi apa yang sudah dilakukannya saat sebuah kepribadian tengah menguasai dirinya, tentu akan membawa kesulitan saat berada di tengah lingkungan sosial yang normal.
d. Penyebab Bipolar. Walau belum ada penyebab valid tentang apa yang menyebabkan bipolar, para pakar di dunia medis dan psikologi menduga bahwa 3 hal ini adalah penyebabnya;
- Pengalaman traumatis secara emosional.
- Kekerasan fisik.
- Pelecehan seksual secara konstan.
Tiga hal ini lah yang dirasa memaksa anak-anak secara tak sadar menciptakan pribadi lain untuk melindungi dirinya. Pada akhirnya, munculnya kepribadian baru yang muncul secara terus menerus ini akan makin sulit dikendalikan dan dihentikan. Hal ini pun dilakukan untuk melupakan rasa trauma hebat yang pernah dirasakan.
Frank Putman, psikiater dari National Institute of Mental Health, mengungkapkan bahwa kondisi trauma akan rentan terjadi pada anak yang tinggal di lingkungan keluarga atau sosial yang tidak baik.
Masih berkait pada point sebelumnya, bahwa anak dengan bipolar akan memaksa otaknya untuk melupakan trauma hebat yang pernah ia alami, maka bipolar sedikit banyaknya berkaitan dengan amnesia.
Jeffrey Huagaard, Profesor Psikologi dari Universitas Cornel, menyebutkan tanda-tanda seperti nafsu makan yang berkurang atau malah bertambah drastis, perubahan minat anak pada satu hal sebelumnya malah ia sangat sukai, dan gaya berkomunikasi, bisa pula jadi tanda anak tengah dalam masa bipolar.
Kepribadian baru yang diciptakan secara tak sadar, bisa saja adalah kepribadian yang negatif. Hal ini akan membagi pola pikirnya sesuai dengan jumlah kepribadian yang ada.
Mama tentu tak ngin semua hal ini dialami oleh buah hati kan? Jadi mari lebih fokus lagi pada perkambangan anak, tak hanya perkembangan fisik, namun juga mentalnya. Ciptakan lingkungan yang supportif untuk anak.