© Pexels.com/@weirdfish
Pastinya semua manusia pun nggak suka kalau mendapatkan kebohongan, entah masalah sepele ataupun serius.
Melansir dari Theconversation, biasanya anak-anak mulai berbohong ketika memasuki usia prasekolah, atau di antara usia dua atau empat tahun. Sehingga upaya tipu muslihat yang disengaja dengan terus-menerus menjadi orangtua khawatir saat anaknya mulai tidak jujur alias berbohong.
Berbohong merupakan tindakan sengaja membuat pernyataan salah dengan maksud untuk menanamkan kepercayaan salah ke dalam pikiran orang lain tentang pernyataan tersebut. Untuk sukses berbohong, seseorang harus dapat memiliki penilaian yang tepat atas keadaan mental mereka sendiri dan keadaan mental penerima
Dalam Jurnal Child Development tahun 2008 oleh Victoria Talwar dan Kang Lee menyebutkan bahwa anak-anak yang berbohong pada usia 2,3 dan 4 tahun perlu dirayakan oleh orang tuanya.
Tapi, menurut serangkaian penelitian, berbohong merupakan salah satu indikator yang baik bagi potensi kecerdasan anak usia dini. Penelitian di atas menyebutkan bahwa anak-anak yang berbohong memiliki skor IQ verbal lebih baik 10 poin dibandingkan dengan anak-anak yang tidak berbohong.
Sehingga dengan memeriksa perilaku bohong pada anak-anak, kita dapat memperoleh wawasan penting tentang bagaimana anak belajar menggunakan teori pikiran mereka dalam situasi kehidupan sehari-hari untuk tujuan adaptif (atau maladaptif).
Penjelasan di atas menggambarkan bahwa berbohong pada usia dini sangatlah baik bagi perkembangan kognitif mereka.
Namun, peneliti mengatakan bahwa tak ada hubungan antara kebohongan yang dilakukan pada masa kanak-kanak dengan kecenderungan orang berbuat curang dalam ujian atau menjadi penipu di kemudian hari, dan pada saat usia 8 tahun, peluang anak untuk berbohong akan semakin kecil bahkan jarang terjadi.