© Shutterstock.com/TORWAISTUDIO
Himbauan pemerintah untuk menjaga diri agar tetap berada di dalam rumah sudah berlaku sejak hari Senin (17/03). Salah satu yang terkena dampaknya adalah para pelajar.
Untuk orang tua yang mempunyai anak yang masih sekolah, tugas mereka bertambah. Selain harus mengerjakan pekerjaan rumah (dalam arti sebenarnya atau pekerjaan yang dibawa ke rumah karena work from home), orang tua juga harus membimbing anak mereka dalam proses belajar mandiri.
Di awal, pasti akan muncul pertanyaan dari anak tentang kenapa mereka nggak diperbolehkan untuk pergi sekolah. Yah, meskipun pasti lebih banyak anak yang merasa senang karena nggak perlu bangun pagi untuk belajar, hahaha.
Kemungkinan itu tetap ada. Lalu bagaimana menghadapinya?
Anak bertanya-tanya tentang kenapa dia nggak boleh bersekolah karena ketidak tahuan tentang keadaan. Jelaskan bahwa sekarang sedang ada penyakit bernama covid-19, penyakit berbahaya yang menular lewat sentuhan.
Satu pertanyaan terjawab, muncul pertanyaan baru.
" Terus ngapain kok nggak boleh sekolah?"
Jelaskan bahwa yang dilakukan itu termasuk salah satu usaha melakukan social distancing, atau lebih mudahnya jelaskan saja dengan istilah 'jaga jarak'. Nggak perlu keluar rumah kalau nggak penting-penting banget demi memperkecil kemungkinan tertular.
" Tapi sekolah kan penting?"
Memang, tapi pekerjaan sekolah masih bisa dikerjakan dari rumah di situasi darurat. Jadi lebih baik begitu untuk menghindari risiko.
Setelah anak mulai paham sedikit-sedikit tentang kenapa dia nggak boleh sekolah, sekarang waktunya menjelaskan apa yang bisa dilakukan untuk menghindari serangan virus selain menghindari kontak langsung dengan orang lain.
Jelaskan bahwa mencuci tangan berkala dengan cara yang benar termasuk dalam langkah pencegahan. Lalu makan cukup, minum vitamin, dan tidur dengan durasi yang seimbang juga bisa memagari diri dari serangan virus.
Butuh kesabaran ekstra memang untuk orang tua menjelaskan dan membimbing anak di masa kritis seperti ini. Namun, semua yang sulit bukan berarti nggak mungkin. Perlahan-lahan anak pasti bisa paham.
Yuk semangat semua, kita bisa melewatinya!