© Sheknows.com
Rasa bosan pada anak adalah hal yang sangat wajar. Pada usia anak-anak, mereka memang cenderung lebih aktif sehingga menuntut adanya variasi di setiap aktivitas yang dilakukan. Aktivitas monoton sedikit, bisa-bisa rasa bosannya muncul.
Meski begitu, sebuah hasil riset menunjukkan bahwa kebosanan justru bisa jadi pijakan untuk anak meraih potensi terbaiknya.
Peneliti asal Pennsylvania State University, Karen Gasper dan Brianna Middlewood, menemukan bahwa secara konstruktif orang yang bosan hampir sama dengan orang yang sedang senang. Mereka sama-sama punya dorongan untuk mengeksplor.
"Kebosanan bekerja dengan cara yang hampir sama dengan rasa bahagia. Keduanya sama-sama memunculkan dorongan untuk mengeksplorasi kegiatan. Bedanya, saat bosan eksplorasi dilakukan untuk mencari sesuatu yang lebih menarik," ujarnya saat diwawancarai.
Jadi, keuntungan apa sih yang bisa didapat dari rasa bosan?
Banyak peneliti setuju bahwa salah satu keuntungan utama dari kebosanan adalah membuat anak terdorong untuk mengeluarkan sisi kreatifnya.
Dr. Teresa Belton asal University of East Anglia mengatakan bahwa ada hubungan yang erat antara kebosanan dengan imajinasi. Dia mengatakan bahwa kebosanan sangat penting untuk menjadi stimulus internal yang kemudian akan berkembang menjadi kreatiitas.
Kalau saya ingat, dulu adik saya pernah diberi satu mainan puzzle bergambar. Setelah bosan menyusun dan membongkarnya ratusan kali, akhirnya dia memainkan keping-keping puzzle tersebut sebagai bahan masakan yang dioseng di atas penggorengan mainan. Ini adalah salah satu wujud kreativitas yang muncul karena rasa bosan.
Psikolog dan ahli perkembangan anak mengatakan bahwa anak yang kesehariannya terlalu tertata punya ancaman tumbuh besar tanpa tahu apa ketertarikan utamanya. Sebaliknya, anak yang bergerak atas rasa bosan bisa lebih memahami keinginan dirinya sendiri.
" Tugas orang tua adalah menyiapkan anak untuk siap dilepas ke masyarakat saat dewasa. Waktu luang jadi sangat penting agar anak bisa mengeksplorasi kegiatan yang sudah dilakukan. Kalau orang tua terus menerus mengisi waktu luang tersebut, kapan anak bisa merefleksi dirinya?" ujar psikolog Lyn Fry saat diwawancarai oleh Quartz.
Meskipun waktu luang kadang bisa membuat anak bosan, ternyata justru di saat itulah waktu yang tepat untuk anak mengeksplorasi dan mencari tahu, apa sih yang jadi minat utamanya?
Kebosanan yang dirasakan anak ternyata nggak selalu berarti buruk.
Nggak ada hal yang bisa dikerjakan? Buat kegiatan sendiri. Jadi tugas orang tua untuk membimbing dan mengarahkannya.
Yuk manfaatkan rasa bosan!