© Parenting.firstcry.com
Kehidupan seorang Youtuber memang kelihatan sangat menyenangkan saat kita menontonnya melalui video. Mereka terlihat santai, selalu jalan-jalan, makan enak, dan memiliki banyak barang mewah yang tak jarang ditunjukkan melalui video Youtube mereka.
Melihat hal itu tentu saja membuat setiap orang ingin bernasib sama seperti mereka. Banyak orang ingin melakukan pekerjaan yang kelihatannya mudah tapi bisa menghasilkan banyak uang dan juga ketenaran.
Dari situ wajar dong kalau semua orang ingin menjadi youtuber? Bahkan cita-cita anak kecil yang dulu umumnya ingin menjadi dokter, guru, atau polisi saat ini mulai bergeser menjadi youtuber.
Apakah itu keinginan yang salah?
Keinginan itu nggak bisa disalahkan. Semakin berkembangnya teknologi, anak tumbuh dan terpapar oleh konten digital hampir setiap hari. Mereka melihat bagaimana youtuber dan selebgram menjalani kehidupan sebagai orang yang sukses dan terkenal. Siapa sih yang tidak ingin kaya, terkenal, dan hidup enak? Semua orang pasti ingin, begitu juga anak-anak. Karena itulah banyak anak yang mulai bercita-cita untuk menjadi Youtuber.
Tetapi yang nggak disadari oleh anak kita adalah bagaimana seorang Youtuber membangun karir mereka. Beberapa mungkin menggunakan cara yang sehat dengan memberikan edukasi pada pengikut mereka di Youtube. Namun beberapa yang lainnya juga menggunakan 'sensasi' untuk naik ke puncak karir sebagai youtuber, dan hal ini perlu kita sadari sebagai orang tua.
Dilansir dari Insider, seorang youtuber luar negeri bernama Steph Frosch sangat khawatir dengan bagaimana para youtuber membesarkan karir mereka yang bisa saja memberikan efek buruk pada pengikut mereka.
Frosch mengatakan saat ini kita hanya melihat kehidupan mereka yang penuh dengan mobil mewah, make up keren, dan banyak hal yang membuat mereka terlihat cantik, bahagia, kaya, dan sukses. Tetapi hal yang sering nggak kita sadari adalah semua itu hanya ilusi.
Dia menambahkan, profil media sosial biasanya hanya menunjukkan hal-hal positif dari kehidupan seseorang. Secara psikologis hal itu bisa berdampak pada bagaimana anak berpikir tentang ketenaran dan kesukesan di internet.
Tapi anak nggak melihat bagaimana para youtuber itu mengalami kesulitan dalam hidup mereka. Entah hubungan yang berantakan karena terlalu fokus pada media sosial mereka, atau bahkan saat mereka harus mengalami anxiety dan depresi karena hate comment.
Anak-anak nggak melihat hal itu, mereka hanya melihat bahwa para youtuber menjalani kehidupan yang sukses dan mereka juga ingin mendapatkan hal yang sama.
Saat ditanya apakah Frosch akan mendorong anaknya untuk menjadi youtuber juga, dia dengan tegas menjawab tidak. Tetapi dia tidak akan menghentikan anaknya jika mereka benar-benar ingin melakukan itu. Pada akhirnya anaknya yang mungkin masih naif itu akan dia ceritakan bagaimana sulitnya seseorang mencapai puncak ketenaran di dunia seni. Persaingan merupakan hal yang sangat nyata dan kamu bisa melakukan apa saja untuk mencapai puncak.
So, jika kamu punya anak atau saudara yang ingin jadi youtuber, kamu bisa menyampaikan konsekuensinya pada mereka. Betapa kehidupan seorang youtuber itu tidak semudah dan seindah yang mereka lihat di layar kaca.